Inflasi Menurut Ilmu Ekonomi & Badan Pusat Statistik
Apa itu inflasi? Menurut ilmu ekonomi merupakan suatu proses peningkatan harga secara terus menerus dan berkaitan dengan adanya mekanisme pasar seperti meningkatnya konsumsi masyarakat, terjadinya likuiditas yang berlebihan, hingga adana distribusi barang yang tidak lancar.
Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri mengartikan inflasi sebagai kecenderungan naiknya harga barang dan jasa, pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan.
Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Sehingga dapat dikatakan, jika inflasi memiliki makna sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.
Sebagai contoh yang bukan inflasi adalah saat terjadi kenaikan harga pada saat hari raya tiba. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena jumlah uang yang beredar lebih banyak daripada yang diperlukan.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK), yang merupakan indikator untuk menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu barang dan jasa yang dibutuhkan oleh rumah tangga dalam periode waktu tertentu.
Nantinya setiap perubahan harga konsumen akan menunjukan apakah terjadi kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi). Nilai perubahan akan dilakukan berdasarkan Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan BPS.
Baru setelah itu BPS akan memonitor perkembangan dalam hitungan bulan, dan menganalisa yang terjadi baik di pasar tradisional dan modern.
Baca juga: Dampak Globalisasi pada Berbagai Komponen Dunia
Pengukuran inflasi yang dihitung IHK dikelompokkan ke dalam tujuh pengeluaran
- Bahan pangan
- Kelompok makanan siap jadi, minuman, rokok dan tembakau
- Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
- Kelompok kesehatan
- Kelompok sandang
- Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
- Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga
Perlu diketahui jika kenaikan harga terus menerus naik, maka ada peluang besar jika daya beli masyarakat akan menurun. Namun jika penghasilan yang diterima lebih besar maka pembelian akan tetap atau bertambah.
Cara Menghitung tingkat inflasi untuk jangka waktu tertentu
Indeks harga konsumen, yang mengukur variasi harga barang dan jasa eceran, digunakan untuk membantu menghitung tingkat inflasi. Tingkat inflasi mewakili kenaikan atau penurunan harga produk yang dibeli konsumen selama periode waktu tertentu. Selain CPI, Anda juga dapat menggunakan catatan harga historis. Langkah-langkah berikut dapat diterapkan untuk menghitung tingkat inflasi untuk periode waktu tertentu atau yang dipilih.
1. Kumpulkan informasi
Tentukan barang yang akan Anda evaluasi dan kumpulkan informasi tentang harga selama periode waktu tertentu. Anda bisa mendapatkan informasi ini dari BLS atau melakukan riset sendiri. Perlu diingat bahwa CPI adalah rata-rata harga barang atau jasa selama suatu periode waktu. Angka tersebut mewakili rata-rata.
2. Lengkapi bagan dengan informasi CPI
Masukkan informasi yang Anda kumpulkan ke dalam grafik yang mudah dibaca. Karena rata-rata diambil bulanan dan tahunan, bagan Anda mungkin mencerminkan informasi itu. Selain itu juga dapat menggunakan bagan dan kalkulator yang tersedia melalui Biro Statistik Tenaga Kerja.
3. Tentukan jangka waktunya
Putuskan seberapa jauh Anda akan melangkah, atau seberapa jauh ke masa depan. Anda juga dapat menghitung informasi di sejumlah bulan, tahun, atau dekade tertentu. Anda mungkin ingin mencoba menentukan tingkat inflasi saat pensiun untuk menghitung berapa banyak yang ingin Anda tabung. Sebaliknya, Anda mungkin ingin melihat tingkat inflasi sejak Anda lulus atau selama sepuluh tahun terakhir.
4. Temukan CPI untuk tanggal sebelumnya
Pada bagan data Anda, atau pada salah satu dari BLS, temukan CPI untuk barang atau jasa yang Anda analisis untuk titik awal Anda. Angka ini direpresentasikan dalam rumus dengan huruf A.
5. Identifikasi CPI untuk kemudian hari
Selanjutnya, dengan fokus pada barang atau jasa yang sama, cari CPI untuk kemudian hari, seringkali tahun atau bulan saat ini. Angka ini diwakili dalam rumus dengan huruf B.
6. Memanfaatkan rumus tingkat inflasi
Kurangi CPI tanggal mulai dari CPI tanggal kemudian dan bagi jawaban Anda dengan CPI tanggal mulai. Kalikan hasilnya dengan 100. Jawaban Anda adalah tingkat inflasi sebagai persentase.
Jenis-jenis inflasi
Jika dilihat dari tingkatnya maka inflasi dibagi menjadi beberapa bagian:
1. Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan:
a. Inflasi Ringan
Merupakan inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan tidak memiliki efek besar terhadap perekonomian suatu negara. Umumnya ada peningkatan harga barang atau jasa secara umum yang secara persentase berada di bawah 10% per tahunnya.
b. Inflasi Sedang
Tingkat inflasi yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat, terutama mereka yang memiliki penghasilan tetap. Akan tetapi perubahan yang berada pada kisaran 10%-30% ini masih bersifat terkendali dan belum berbahaya bagi aktivitas perekonomian.
c. Inflasi Berat
Suatu kondisi dimana masyarakat lebih memilih menyimpan dan tidak memilih untuk menabung karena jumlah bunga yang jauh lebih rendah jika dibandingkan nilai inflasi. Berada pada persentase 30% – 100% per tahun, sehingga memberikan dampak negatif pada perekonomian suatu negara.
d. Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation)
Terjadi saat inflasi ada pada angka 100% ke atas setiap tahunnya, dan mengacaukan perekonomian suatu negara. Dalam kondisi ini keadaan sulit dikendalikan meskipun telah diterapkan dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun dilakukan kebijakan moneter dan fiskal.
2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi dua:
a. Demand pull inflation,
Terjadi inflasi akibat adanya permintaan barang atau jasa yang meningkat dari kemampuan yang dimiliki oleh produsen.
b. Cost push inflation
Terjadi kenaikan biaya produksi sehingga menyebabkan harga penawaran barang menjadi meningkat.
c. Bottle neck inflation
Inflasi yang terjadi karena faktor faktor seperti permintaan dan penawaran yang terjadi.
3. Inflasi Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, inflasi dapat dibedakan menjadi dua:
a. Domestic inflation
Merupakan inflasi yang penyebabnya berasal dari dalam negeri. Terjadi akibat jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang diperlukan. Faktor lainnya yang menyebabkan ini karena adanya jumlah barang atau jasa yang menurun namun permintaan tetap.
b. Imported inflation
Bersumber dari luar negeri dan umumnya terjadi pada negara yang melakukan perdagangan bebas. Sebagai contoh dimana adanya kenaikan harga modal yang terjadi pada harga barang yang diimpor oleh suatu negara.
Dampak dari Inflasi
Faktanya yang mengejutkan kebanyakan orang, para ekonom umumnya berpendapat bahwa inflasi adalah hal yang baik. Tingkat inflasi yang sehat diperkirakan sekitar 2-3% per tahun. Tujuannya adalah agar inflasi (yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen, atau CPI) melebihi pertumbuhan ekonomi yang mendasarinya (diukur dengan Produk Domestik Bruto, atau PDB) dengan jumlah yang kecil per tahun.
Baca juga: Inflasi dan Deflasi, Apa Penyebabnya?
Tingkat inflasi yang sehat dianggap positif karena menghasilkan peningkatan upah dan profitabilitas perusahaan serta menjaga aliran modal dalam perekonomian yang diperkirakan sedang tumbuh. Selama segala sesuatunya bergerak relatif serentak, inflasi tidak akan merugikan.
Cara lain untuk melihat sejumlah kecil inflasi adalah dengan mendorong konsumsi. Misalnya, jika Anda ingin membeli barang tertentu, dan mengetahui bahwa harganya akan naik 2-3% dalam setahun, Anda akan didorong untuk membelinya sekarang. Dengan demikian, inflasi dapat mendorong konsumsi yang selanjutnya dapat mendorong perekonomian dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Hubungan Indeks harga Konsumen dengan Inflasi
Indeks Harga Konsumen adalah indeks inflasi yang paling sering dilaporkan dan dibahas secara luas. Ini mencakup harga yang dibayar konsumen secara langsung saat mengonsumsi berbagai barang dan jasa. Seringkali juga dianggap sebagai salah satu bahan pertimbagan saat melakukan perhitungan gaji, upah pensiun hingga kontrak.
Berfungsi untuk mengukur rata-rata perubahan harga dari waktu ke waktu saat konsumen membayar sekeranjang barang dan jasa, yang biasa dikenal sebagai inflasi. Pada dasarnya ini mencoba untuk mengukur tingkat harga agregat dalam suatu perekonomian dan dengan demikian mengukur daya beli unit mata uang suatu negara.
Peran Pemerintah menanggulangi Inflasi
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah untuk menanggulangi inflasi yaitu sepert
1. Kebijakan Fiskal
Dalam hal ini kebijakan yang diambil berkaitan dengan adanya pengeluaran pemerintah dan menaikan pemasukan seperti pinjman, maupun meningkatkan tarif pajak. Dengan adanya hal ini diharapkan inflasi dapat diatasi.
2. Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal
Cara mengatasi inflasi lainnya adalah dengan meningkatkan pendapatan masyarakat, mempermudah masuknya barang impor, serta melakukan pengawasan dan menetapkan harga maksimum. Dalam hal ini termasuk dalam meningkatkan pemasukan.
Dapat dikatakan inflasi adalah suatu proses peningkatan harga secara terus menerus dan berkaitan dengan adanya mekanisme pasar. Dalam hal ini pemerintah diharapkan untuk turut tangan, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Cara Melindungi Diri dari inflasi
Cara paling ampuh untuk melindungi diri dari inflasi adalah dengan meningkatkan kemampuan penghasilan Anda. Kenaikan tahunan 5%, atau promosi yang memberi Anda keuntungan 20%, akan membuat inflasi menjadi tidak relevan. Namun itu bukanlah satu satunya pilihan karena Anda perlu mencari opsi lain seperti berinvestasi.
Bukan berarti menabung adalah cara yang salah, hanya saja dengan berinvestasi di pasar saham ini telah mengembalikan sekitar 10% dari investasi dari waktu ke waktu. Namun perlu diingay apapun itu tetap ada risikonya.
Maka sebelum melakukan investasi cobalah untuk mengkonsultasikan dengan perencana keuangan Anda, maupun baik sebelum membuat keputusan keuangan apa pun untuk memastikan ini sesuai dengan tujuan yang akan dituju.