Barang komplementer adalah salah satu jenis barang yang dilihat dari hubungannya dengan barang lain. Lain halnya dengan barang substitusi yang menggantikan fungsi barang lain, barang komplementer tidak dapat berfungsi tanpa barang lainnya.
Salah satu contoh barang komplementer adalah ponsel dan sim card. Mengapa? Sebab, ponsel tidak dapat berfungsi maksimal jika tidak ada sim card. Keduanya berkaitan dan saling melengkapi satu sama lain.
Artikel kali ini akan membahas tentang pengertian, ciri-ciri, dan contoh barang komplementer yang ada di sekitar. Simak artikelnya untuk ketahui lebih banyak!
Baca juga: Dampak Negatif Kenaikan Harga BBM Terhadap Bisnis di Indonesia
Barang komplementer adalah barang yang penggunaannya terkait dengan penggunaan barang lainnya atau berpasangan. Dua atau lebih barang saling melengkapi ketika penggunaan barang satu membutuhkan barang lainnya untuk dapat berfungsi dengan baik dan maksimal. Dengan kata lain, barang satu tidak dapat digunakan jika tidak ada barang pelengkapnya.
Adanya keterkaitan tersebut mengasumsikan bahwa barang tersebut saling ketergantungan satu sama lain. Sehingga kebutuhan akan barang komplementer akan saling terkait dan penggunaannya akan mempengaruhi tinggi rendahnya permintaan barang di pasar.
Biasanya, barang komplementer memiliki nilai yang lebih kecil atau tidak sama dengan barang yang kita pakai. Namun, ketika dikombinasikan dengan barang lain, maka akan menambah nilai keseluruhan dari penawaran.
Sebagaimana mobil yang pasti membutuhkan permintaan untuk barang lain yaitu bensin. Selain itu, jika harga satu barang turun dan orang membeli lebih barang banyak, mereka biasanya juga akan membeli lebih banyak barang pelengkap. Demikian pula, jika harga satu barang naik dan permintaannya berkurang, itu juga dapat mengurangi permintaan untuk barang komplementernya.
Baca juga: Resesi Ekonomi: Definisi, Penyebab, dan Dampaknya
Faktanya, tidak semua barang dapat disebut sebagai barang komplementer. Terdapat beberapa karakteristik atau ciri-ciri tersendiri yang dapat menentukan bahwa barang tersebut jenis komplementer atau bukan. Sebab, bisa saja barang tersebut bukan komplementer, melainkan substitusi yang mengganti fungsi barang lainnya.
Oleh sebab itu, ketahui ciri-ciri barang komplementer berikut ini agar dapat membedakannya.
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa barang komplementer harus memiliki hubungan ketergantungan dengan barang yang lain. Hal tersebut yang menyebabkan barang komplementer harus berpasangan. Misalnya, jika produk A memiliki ketergantungan terhadap produk B, produk A bisa disebut sebagai barang komplementer.
Pada dasarnya, nilai barang komplementer lebih kecil dari barang yang lain. Nilai barang komplementer akan bertambah jika dipasangkan dengan barang yang sudah menjadi pasangannya.
Poin ini juga yang menjadi alasan mengapa barang komplementer bisa mempengaruhi permintaan pasar. Itu karena fungsinya yang maksimal sudah digunakan bersama dengan barang pasangannya, sehingga permintaan pasar semakin meningkat.
Meskipun saling ketergantungan, di mana barang satu tidak akan berfungsi tanpa adanya barang komplementernya, bukan berarti barang tersebut tidak dapat digunakan seutuhnya. Ketika barang komplementer tidak digabungkan dengan pasangannya, barang tersebut tetap bisa digunakan namun tidak dapat berfungsi secara maksimal.
Contohnya televisi dan remote. Apabila menggunakan remot, televisi bisa berfungsi dengan maksimal. Namun, meskipun tidak ada remote, televisi masih bisa digunakan dengan menggunakan tombol yang tersedia. Hanya saja nilai kepuasan dalam hal penggunaannya akan berkurang.
Baca juga: Pahami Pengertian dan Dampak Layoff serta Perbedaannya dengan Pemecatan
Berikut beberapa contoh barang komplementer yang sering kita gunakan dan temukan sehari-hari.
Untuk dapat berfungsi dengan maksimal seperti digunakan untuk chatting, mengakses sosial media, email, dan lain-lain, smartphone harus dilengkapi dengan sambungan internet baik dari paket data maupun wifi.
Hal tersebut yang membuat smartphone menjadi barang komplementer. Sebab, jika tidak ada paket data, smartphone tidak akan dapat berfungsi secara maksimal. Meskipun masih bisa digunakan untuk telepon atau sms seperti ponsel biasa.
Kompor dan gas merupakan dua hal tidak dapat dipisahkan, terutama saat ini di mana kompor minyak sudah tidak digunakan lagi. Kompor membutuhkan gas untuk dapat berguna dan berfungsi dengan baik sebagai alat memasak.
Televisi dan remote merupakan barang komplementer yang membutuhkan satu sama lain. TV dapat tetap digunakan meskipun tanpa remote, namun tidak demikian dengan remote. Ketidakadaan salah satunya dapat mengurangi nilai guna barang lain. Tentu saja, jika keduanya lengkap maka fungsinya akan lebih maksimal. Dengan remote seseorang bisa mengubah saluran dengan mudah tanpa harus bersusah payah beranjak.
Misalnya Anda ingin membuat secangkir kopi yang manis namun kebetulan di rumah Anda tidak ada gula. Anda masih bisa membuat secangkir kopi namun rasanya akan sangat pahit. Peran gula dalam hal ini adalah sebagai barang komplementer atas kopi untuk membuat rasanya lebih enak (manis).
Sebagaimana diketahui bahwa bahan bakar utama mobil adalah bensin atau bahan bakar sejenisnya seperti solar. Mobil tidak akan dapat berfungsi sebagai kendaraan untuk bepergian jika tidak diisi dengan bensin. Oleh sebab itu, mobil dan bensin termasuk ke dalam barang komplementer.
Barang komplementer berikutnya adalah printer dan tinta. Printer tidak akan dapat berfungsi untuk mencetak lembaran tulisan atau gambar jika tidak memiliki tinta. Namun, jika keduanya disatukan, maka nilai gunanya menjadi maksimal dan berfungsi dengan baik.
Beberapa contoh di atas hanya segelintir dari banyak barang komplementer yang berada di sekitar. Namun, intinya adalah barang komplementer merupakan barang yang memiliki nilai atau fungsi ketika berpasangan.
Baca juga: PPIC: Definisi, Tujuan, dan Manfaatnya di Perusahaan
Selain aset penting berupa karyawan, setiap perusahaan pasti memiliki aset lainnya yang berupa barang inventaris, peralatan, dan lain sebagainya. Termasuk juga hal-hal kecil seperti ATK, vas bunga, colokan listrik, dll.
Barang-barang tersebut biasanya ditempatkan di kantor pada posisi dan jumlah tertentu. Namun, terkadang perusahaan lupa memeriksa keadaan, jumlah, bahkan apa saja aset yang dimiliki. Sehingga ketika ada barang yang rusak atau bahkan hilang, perusahaan tidak tahu dan akhirnya menimbulkan kerugian yang besar.
Security atau bahkan penanggung jawab logistik beserta jajarannya pun tidak selalu mengecek aset karena terlalu banyak dan cukup melelahkan. Oleh sebab itu, GreatDay HR menyediakan fitur Patrol yang dapat memastikan dan menjamin keamanan aset perusahaan.
Melalui penggunaan barcode, petugas dapat meninjau seluruh aset perusahaan melalui daftar aset yang dapat diakses di gadget, mulai dari jumlah hingga nama aset. Pelaporan akan terupdate secara real time sehingga perusahaan dan manajemen dapat melihat kondisi terkini terkait asetnya.Tidak perlu khawatir lagi aset hilang atau rusak karena fitur Patrol ini dapat melacak secara aktual. Unduh aplikasi GreatDay HR segera atau kunjungi websitenya, dan jadwalkan demonya FREE!