Dalam dunia bisnis, anggaran merupakan salah satu faktor penting jalannya roda ekonomi perusahaan. Umumnya, dalam laporan laba rugi perusahaan, banyak biaya pengeluaran yang tidak terduga, menjadi beban, kemudian mengurangi laba perusahaan.
Persiapan anggaran pengeluaran tidak terduga tidak hanya penting untuk dilakukan dalam penyusunan anggaran rumah tangga, namun penting pula untuk dilakukan oleh perusahaan. Istilah yang tepat untuk menyebut pengeluaran-pengeluaran tidak terduga sebuah perusahaan adalah biaya overhead .
Sebenarnya, apa itu biaya overhead? Dan mengapa terus mengurangi laba perusahaan? Pada artikel ini, Anda akan memahami tentang biaya overhead yang terdapat dalam perusahaan.
Baca juga: Cara Menghitung Current Ratio, Lengkap dengan Komponen Penting
Secara umum, biaya overhead adalah biaya lain-lain yang tidak secara langsung terkait dengan proses produksi dan bisnis yang dijalankan. Pengeluaran biaya ini mungkin tidak secara rutin dikeluarkan dan jumlahnya pun mungkin tidak terlalu besar. Akan tetapi, biaya ini ada sehingga harus tetap dicatatkan dalam anggaran selayaknya biaya lain yang dikeluarkan dalam kegiatan bisnis. Overhead tidak secara langsung menghasilkan penciptaan produk dan keuntungan, namun secara dapat dijadikan upaya memaksimalkan keuntungan.
Biaya overhead muncul pada laporan laba rugi perusahaan, dan mereka secara langsung mempengaruhi keseluruhan profitabilitas bisnis. Perusahaan harus memperhitungkan biaya ini untuk menentukan laba bersih. Penghasilan bersih dihitung dengan mengurangi semua biaya yang terkait dengan produksi dan overhead dari pendapatan bersih perusahaan.
Ada sejumlah biaya yang termasuk overhead dalam sebuah usaha atau bisnis. Penting atau tidaknya, biaya ini tetap mendukung operasional bisnis. Berikut sejumlah biaya yang dikeluarkan sebuah usaha.
Bisnis harus dapat memperhitungkan biaya overhead dan biaya langsung sebab dengan cara tersebut, bisnis lebih berpeluang untuk menghasilkan keuntungan yang stabil dalam jangka panjang.
Dalam kegiatan bisnis, setiap biaya yang dikeluarkan tentu memiliki tujuan dan manfaat tersendiri bagi kelangsungan hidup bisnis. Begitu pula dengan biaya overhead. Apa saja manfaatnya? Berikut beberapa daftar manfaatnya.
Meskipun tidak terkait langsung dengan kegiatan produksi, biaya overhead tidak bisa dikesampingkan karena turut mendukung kelangsungan bisnis.
Terlebih lagi, biaya ini bisa tetap harus dikeluarkan sekalipun perusahaan sedang mengalami paceklik. Karena biaya ini ada, perusahaan perlu memasukkannya dalam perhitungan harga produk sehingga beban pengeluaran biaya ini tidak akan merugikan perusahaan.
Baca juga: Cara Mengajukkan Reimbursement dengan Penjelasan Lengkap
Selayaknya biaya lainnya, biaya overhead yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan perlu dipelajari. Tujuannya agar dapat mengontrol rencana pengeluaran biaya agar tetap sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Jika setelah dipelajari nominal biaya ini, ternyata, terlalu besar untuk ditanggung, perusahaan dapat segera melakukan penyesuaian agar kondisi keuangan tetap terkendali.
Biaya overhead dapat memperlihatkan rincian alokasi biaya yang dikeluarkan perusahaan, di luar dari kepentingan produksi.
Apakah alokasi biaya sudah tepat, perlu ditambah, atau justru perlu dikurangi agar dapat turut memaksimalkan kinerja perusahaan?
Data rincian biaya ini dapat digunakan untuk membantu perusahaan mengendalikan alokasi biaya agar tepat sasaran.
Biaya overhead dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
Kategori pertama yang perlu kamu tahu adalah biaya overhead tetap (Fixed expenses)/overhead expenses. Overhead expenses tetap memiliki sifat yang tetap dan harus dipenuhi per bulannya. Tidak peduli berapa volume penjualan usaha kita, biaya tetap harus dipenuhi setiap bulan. Biaya tetap bisa berupa:
Baca juga: Mengenal Tugas, Fungsi, dan Klasifikasi General Affair dalam Perusahaan
Biaya overhead variabel adalah biaya overhead yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksinya. Dengan kata lain, Biaya overhead variabel ini akan meningkat seiring naiknya volume produksi. Sebaliknya, biaya overhead Variabelnya akan menurun apabila volume produksi mengalami penurunan.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah pengeluaran untuk telepon, perlengkapan kantor (semakin banyak bisnis, semakin besar penggunaan barang-barang ini), pencetakan, pengemasan, pengiriman surat, iklan, dan periklanan. Saat memperkirakan biaya variabel, biasanya menggunakan angka rata-rata berdasarkan estimasi total tahunan.
Berbeda dari kategori biaya overhead sebelumnya, variable expenses adalah biaya yang memiliki sifat lebih fleksibel. Pasalnya, biaya overhead semi-variabel tidak mengalami perubahan sepanjang waktu dan tidak harus selalu dibayarkan. Bahkan, bisa terjadi dengan tetap dalam kurun waktu tertentu. Meskipun demikian, biaya overhead semi-variabel bisa berubah pada masa mendatang. Hal tersebut terjadi jika ada faktor eksternal atau kegiatan operasional perusahaan yang mengalami peningkatan atau penurunan.
Untuk menghitung biaya overhead, Anda bisa mengikuti langkah – langkah dibawah ini:
Buatlah daftar komprehensif tentang biaya pengeluaran bisnis yang tidak langsung termasuk item – item seperti sewa alat, sewa gedung, pajak, utilitas, peralatan kantor, pemeliharaan pabrik dan sebagainya. Item – item tersebut adalah jenis biaya overhead Anda. Biaya langsung yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa, seperti tenaga kerja dan bahan baku, tidak termasuk dalam biaya overhead tetapi masuk ke dalam harga jual produk.
Sementara Anda berusaha mengkategorikan biaya langsung dan overhead, ingat bahwa ada beberapa item tidak dapat dikaitkan dengan dua kategori tersebut. Beberapa biaya bisnis perusahaan mungkin adalah biaya overhead untuk orang lain.
Total biaya overhead bulanan dihitung sebagai biaya overhead agregat. Ini adalah jumlah uang yang Anda butuhkan untuk menjalankan bisnis Anda.
Biaya overhead atau persentase biaya overhead adalah jumlah yang dibelanjakan oleh bisnis Anda untuk membuat produk atau memberikan layanan kepada pelanggan. Untuk menghitungnya, adalah dengan cara membagi biaya tidak langsung dengan biaya langsung dan mengalikannya dengan 100.
Jika biaya overhead Anda sebesar 20%, itu berarti bisnis Anda menghabiskan sebesar 20% dari pendapatan perusahaan untuk menghasilkan layanan yang baik atau kepuasan terhadap pelanggan Anda. Tingkat biaya overhead yang lebih rendah menunjukkan adanya efisiensi dan keuntungan lebih bagi perusahaan.
Ketika menetapkan harga dan membuat sebuah anggaran, Anda perlu untuk mengetahui berapa persentase dari satu dolar yang dialokasikan untuk biaya overhead. Untuk menghitung proporsi biaya overhead dibandingkan dengan penjualan, adalah dengan membagi biaya overhead bulanan dengan besaran angka penjualan bulanan, dan mengalikannya dengan 100.
Sebagai contoh, misalnya bisnis perusahaan dengan penjualan bulanan sebesar Rp. 10.000.000.000 dan biaya overhead senilai Rp. 4.000.000.000, memiliki (Rp. 4.000.000.000/(Rp. 10.000.000.000) x 100 = 40% overhead.
Untuk mengukur besaran efisiensi dengan sumber daya bisnis yang sedang digunakan, menghitung biaya overhead sebagai persentase dari biaya tenaga kerja. Semakin rendah persentasenya, maka semakin efektif bisnis Anda dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
Caranya adalah dengan membagi total biaya overhead dengan total biaya tenaga kerja untuk bulan berjalan dan kalikan dengan 100, maka akan didapatkan besaran persentasenya.
Monitoring biaya overhead merupakan hal yang penting karena akan berpengaruh pada penjualan secara tidak langsung dan bagi keuangan perusahaan. Biaya overhead tentunya dapat merugikan jika tidak terkontrol dengan baik. Beberapa software akuntansi dapat membantu Anda dalam menghitung pengeluaran termasuk perhitungan biaya overhead.