Sebagai metode perhitungan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek atau sejenisnya dalam kurun waktu satu tahun, current ratio atau yang disebut juga dengan rasio lancar menyediakan informasi yang dibutuhkan investor dan analisis mengenai bagaimana perusahaan bisa memaksimalkan aset-asetnya untuk membayar utang atau biaya lain yang harus dibayarkan.
Melihat penjelasan di atas, lantas apa sebenarnya pengertian current ratio, cara menghitung, interpretasi atau cara membaca, dan faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan?
Current ratio adalah standar pengukuran yang sering digunakan dalam berbagai industri untuk mengukur likuiditas jangka pendek perusahaan dengan mempertimbangkan aset yang tersedia dan liabilitas. Dengan kata lain, current ratio merefleksikan kemampuan perusahaan untuk membayarkan seluruh utangnya pada waktu yang telah ditentukan. Metode ini digunakan di seluruh dunia untuk menganalisis kesehatan finansial sebuah perusahaan.Â
Jika ditarik kesimpulan dari pengertiannya, ada tiga poin utama yang harus dipahami mengenai current ratio:
Menurut Munawir dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan, current ratio dapat diartikan sebagai perbandingan antara jumlah aktiva dan utang lancar. Dua hal yang bisa dilihat dari current ratio adalah sekian kali nilai kekayaan lancar dibandingkan utang jangka pendek dan kemampuan perusahaan membayar utang (tingkat keamanan kredit jangka pendek),
Untuk menghitung current ratio, terdapat dua variabel dalam hasil laporan perusahaan (kuarter atau pertahun) yang bisa diakses di balance sheet atau neraca saldo, yaitu current assets dan current liabilities. Rumusnya:
Baca juga: Ini Cara Hitung Laporan Perubahan Modal!
​*current assets = aktiva lancar
*current liabilities = utang lancar
Aktiva lancar merepresentasikan nilai seluruh aset yang bisa dikonversikan ke uang dalam kurun waktu satu tahun. Komponen yang bisa dikategorikan sebagai aktiva lancar:
Utang lancar adalah utang perusahaan atau obligasi yang harus dibayarkan dalam satu tahun. Komponen yang bisa disebut sebagai utang, diantaranya:
Contoh kasus:
Untuk memperjelas rumus perhitungan di atas, perhatikan kasus di bawah ini:
Perusahaan 1 memiliki aktiva sebesar Rp 20.000.000 dengan utang sebesar Rp 10.000.000. Perusahaan B memiliki aktiva sebesar Rp 5.000.000 dengan utang sebanyak Rp 30.000.000. Perusahaan 3 memiliki aktiva sebesar RP 30.000.000 dengan utang sebesar Rp 10.000.000.
Current ratio Perusahaan 1 = 20.000.000 : 10.000.000 = 2 kali
Current ratio Perusahaan 2 = 5.000.000 : 10.000.000 = 0.5 kali
Current ratio Perusahaan 3 = 30.000.000 : 10.000.000 = 3 kali
Meskipun rentang nilai current ratio yang baik beragam tergantung pada jenis industrinya, rasio yang sehat biasanya berkisar antara 1.5 dan 3. Jika rasio kurang dari 1 mengindikasikan adanya masalah likuiditas di perusahaan namun, belum tentu hal ini berarti perusahaan menghadapi krisis jika perusahaan bisa mendapatkan keuangan dari bentuk/sumber lain. Jika rasio lebih dari 3 artinya perusahaan tidak menggunakan asetnya secara efisien atau tidak mengelola modalnya dengan baik.
Jika dilihat dari contoh kasus 3 perusahaan sebelumnya, didapatkan 3 hasil yaitu, 2, 0.5, dan 3. Bagaimana cara mengartikan angka-angka ini?
Angka paling ideal yang selalu dicari perusahaan adalah sebesar dua (2) kali karena dianggap sebagai posisi keuangan yang “nyaman†dimana perusahaan tetap memiliki modal untuk beroperasi dan membayar utang-utangnya. Perusahaan 1 dengan current ratio 2 dianggap ideal dan mampu melunasi utang jangka pendeknya.
Baca juga: Bekerja Cerdas dengan Manajemen Waktu
Jika dilihat dari contoh kasus di atas, Perusahaan 2 dengan current ratio 0,5 dianggap rendah. Current ratio dianggap rendah jika nilainya di bawah satu (1) kali. Hal ini menunjukkan perusahaan kemungkinan sedang mengalami kendala dan kesulitan membayar utangnya. Kondisi keuangan perusahaan sedang tidak sehat. Akan tetapi, calon investor juga bisa mempertimbangkan cash flow untuk menilai kondisi keuangan perusahaan, tidak hanya lewat current ratio.
Nilai current ratio di atas angka dua (2) kali dapat dikategorikan sebagai tinggi. Nilai rasio yang tinggi belum tentu berarti baik bagi perusahaan Anda karena berarti perusahaan Anda tidak mempergunakan aset lancar dengan efisien. Akan tetapi, jika diberikan pilihan, rasio tinggi tentu jauh lebih baik dibandingkan rendah. Perusahaan dengan current ratio terlalu tinggi hanya perlu memaksimalkan pengelolaan keuangan (modal, dsb.) dengan efisien.
Karena merupakan salah satu penilaian yang menentukan kondisi kesehatan keuangan sebuah perusahaan, Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil kesimpulan. Perhatikan faktor-faktor penting di bawah ini:
Dari tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa current ratio atau rasio lancar adalah cara mengukur likuiditas jangka pendek perusahaan dengan mempertimbangkan aset yang tersedia dan liabilitas. Rumus menghitung current ratio adalah dengan membagi current assets dengan current liability. Dikategorikan sebagai ideal jika hasil pembagian adalah 2, rendah jika dibawah 1, dan terlalu tinggi jika di atas 3. Ada pula beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil kesimpulan mengenai kondisi keuangan perusahaan.