Pengertian Dividen, Jenis, Cara Perhitungan, dan Tanggal Penting dalam Pembagiannya

By Monica Permana   |  

Kata dividen sudah tidak asing lagi bagi banyak orang. Kata dividen identik dengan perusahaan publik atau perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Istilah ini populer digunakan pada jenis investasi saham. Namun, sebenarnya ada juga dividen properti, dividen janji utang, dan lainnya. Setiap tahun, pembagian dividen menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para investor.

Penasaran apa itu dividen dan bagaimana perhitungannya? Yuk, simak penjelasan berikut ini!

Pengertian Dividen

Dividen adalah bagian dari laba bersih perusahaan dan dibagikan kepada para pemegang saham dalam periode waktu tertentu. Namun, perusahaan harus sudah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebelum membagikan dividen tersebut.

Dalam dunia akuntansi, dividen merupakan laba atau keuntungan yang diterima oleh pemilik saham yang berasal dari keuntungan perusahaan dalam menjalankan usaha selama satu periode. Namun, tidak semua keuntungan yang didapat oleh perusahaan akan dibagi ke dalam dividen, melainkan ada sebagian keuntungan perusahaan yang digunakan lagi oleh perusahaan sebagai modal guna memperbesar usaha.

Baca juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Merger & Akusisi!

Jumlah pembagian dividen setiap tahunnya dapat berbeda-beda. Jumlah dividen yang akan dibagikan kepada investor akan bergantung pada laba yang didapat perusahaan per tahunnya. Pembagiannya disahkan oleh direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam RUPS juga akan diumumkan mengenai laba atau kerugian perusahaan yang dialami dalam satu periode.

Cara Perhitungan Dividen

1. Dividend payout ratio (DPR)

Dividend payout ratio (DPR) adalah perhitungan rasio yang didasarkan pada seberapa banyak laba perusahaan yang dibagi menjadi dividen bagi para pemegang saham.
Sebagai contoh, perusahaan X mendapatkan laba bersih sebesar Rp2 miliar. Kemudian, perusahaan menetapkan akan membagikan dividen sebesar 50% dari total laba bersih. Berarti, total dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan X berdasarkan DPR adalah Rp1 miliar.

2. Dividend per share (DPS)

Perhitungan dividen selanjutnya adalah dividend per share (DPS) atau dividen perlembar saham. Pada perhitungan ini, perusahaan menghitung nilai dividen berdasarkan total jumlah saham yang beredar.
Misalnya, perusahaan X memutuskan untuk membagikan dividen dengan total Rp1 Miliar. Sementara itu, jumlah saham perusahaan yang beredar adalah 5 juta lembar. Maka, DPS yang diterima pemegang saham adalah Rp1 Miliar/5 juta = Rp200/lembar.

3. Dividend yield

Dividend yield adalah perhitungan saham yang didasarkan pada harga saham yang beredar.Sebagai contoh, perusahaan X membagikan saham dengan nilai Rp200/lembar. Harga saham perusahaan X pada tanggal penutupan adalah Rp5.000. Perhitungan dividen yield-nya adalah 200/5.000×100%=4%. Maka, dividen yield perusahaan X adalah 4%.

Jenis-Jenis Dividen

Ada 5 jenis dividen yang dikenal dalam akuntansi, antara lain:

1. Cash dividen

Dividen yang diberikan oleh perusahaan dalam bentuk uang tunai. Dalam hal ini uang tunai dapat dibagikan secara langsung atau melalui perantara bank.Dividen tunai ini menjadi jenis yang paling kerap digunakan oleh berbagai perusahaan. Selain itu, dividen jenis ini merupakan jenis yang menjadi favorit banyak pemegang saham.

2. Property dividen

Jenis Property Dividend yang merupakan jenis dividen yang dibagikan dalam bentuk barang, selain kas. Sebuah perusahaan harus memastikan barang yang dibagikan merupakan barang yang bisa dibagi. Tak hanya itu, harus dipastikan juga pembagian dividen yang dilakukan suatu perusahaan tak dapat mengganggu dan memiliki pengaruh secara berkala.

3. Stock dividen

Jenis dividen saham atau Stock Dividend yang diberikan dengan bentuk saham. Jenis ini pada nantinya akan mampu membuat jumlah saham yang beredar menjadi meningkat. Jika pembayaran dividen dengan bentuk saham ini dilakukan, maka posisi likuiditas suatu perusahaan tidak akan mengalami perubahan. 

4. Script dividen

Dividen dibayarkan dengan cara penulisan surat janji hutang perusahaan kepada pemegang saham. Penulisan didalamnya menyatakan untuk pelunasan atau pembayaran hutang yang sudah dijanjikan dengan menggunakan waktu yang sudah dijanjikan. Dengan dikeluarkannya dividen skrip ini, secara otomatis perusahaan mengakui adanya utang baru, dan hutang ini juga perlu dicatat di neraca. Dan juga, dividen jenis ini biasanya juga dikenai bunga, sehingga perusahaan juga harus membayar bunga hingga hutang tersebut dibayarkan kepada pemegang saham.

4. Liquidating dividen

Dividen likuidasi adalah sama dengan pengembalian modal dari perusahaan kepada pemilik saham. Pada masa kebangkrutan memang sudah keharusan dari perusahaan untuk mengembalikan saham modal yang diberikan oleh pemberi saham. Dengan mengembalikannya saham modal perusahaan, perusahaan tidak akan lagi mempunyai utang dan permasalahan di belakangnya.

Baca juga: Kenali Enterprise Resource Planning dan Manfaatnya untuk Perusahaan

Tanggal Penting dalam Pembagian Dividen

Sebagai investor, ada beberapa tanggal yang harus kamu perhatikan. Lima tanggal penting dalam pembagian dividen adalah sebagai berikut.

1. Tanggal pengumuman

Pada tanggal ini, perusahaan mengumumkan bahwa mereka akan membagikan dividen. Dalam waktu yang bersamaan, perusahaan akan menyebutkan nilai dividen yang akan diterima investor per lembar saham yang dimilikinya.

2. Cum date/cum dividen

Cum date atau cum dividen adalah tanggal terakhir bagi investor yang ingin membeli saham tertentu dan berhak mendapatkan dividen perusahaan yang telah diumumkan. Dengan kata lain, investor yang berhak menerima dividen adalah mereka yang telah membeli saham hingga paling lambat pada cum date.
Maka, Anda perlu memperhatikan tanggal cum date agar bisa mendapatkan dividen yang telah ditetapkan perusahaan.

3. Ex date/ex dividen

Satu hari setelah cum date disebut sebagai ex date atau ex dividen. Ex date adalah hari pertama penjualan saham yang tidak terikat dengan pembagian dividen. adi, investor yang baru membeli saham pada ex date tidak berhak menerima saham dari perusahaan.

4. Recording date

Recording date atau tanggal pencatatan adalah hari ketika perusahaan mencatat siapa saja investor yang berhak menerima dividen.Investor yang telah membeli saham hingga cum date akan masuk dalam Daftar Pemegang Saham perseroan dan akan menerima dividen yang telah ditentukan.

5. Payment date

Tanggal yang paling ditunggu-tunggu oleh pemegang saham tentu saja payment date atau tanggal pembayaran. Pada tanggal ini, perusahaan membagikan dividen sesuai porsi saham yang dimiliki oleh investor. Umumnya payment date adalah 10 hari setelah ex cum dividen.

Dividen dapat dibagikan dalam dua bentuk, yaitu uang tunai dan penambahan kepemilikan lembar saham. Jika perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen dalam bentuk uang, investor akan menerima dividen langsung di rekening dananya setelah dipotong pajak penghasilan (PPh) sebesar 10%.

Itu dia seluk beluk tentang dividen yang perlu Anda ketahui. Kesimpulannya, dividen adalah suatu keuntungan yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemilik saham. Bagi Anda yang sudah berinvestasi saham, catat tanggal-tanggal penting pembagian dividen, ya agar bisa mendapat keuntungan lebih banyak dari investasi ini. Jangan lupa untuk sesuaikan dengan profil risiko dan juga tujuan keuanganmu ya!

Semoga bermanfaat, Great People!

Tags :

Related Topics