Agar perusahaan dapat mengetahui kondisi keuangannya, maka perusahaan perlu membuat catatan keuangan. Tentunya dalam melakukan pelaporan keuangan, perusahaan dapat mengetahui berbagai macam hal seperti laba, rugi, dan lainnya. Salah satu istilah yang sering dijumpai dalam laporan keuangan adalah EBITDA.
Istilah ini umum digunakan oleh pengusaha, akuntan, dan orang-orang yang bekerja di bagian keuangan atau akuntansi. Jika Anda belum pernah mendengar istilah EBITDA dan ingin mengetahuinya, maka Anda telah datang ke artikel yang tepat. Hal-hal seperti pengertian, fungsi, kelemahan, perhitungan, serta cara menganalisis EBITDA akan kami bahas tuntas di artikel ini. Mari kita mulai.
EBITDA adalah laba yang diperoleh perusahaan sebelum dipotong bunga, pajak, dan depresiasi dan amortisasi. Istilah EBITDA sendiri yang berasal dari bahasa Inggris yang merupakan singkatan dari Earnings Before Interest, Tax, and Depreciation and Amortization. Catatan pemasukan ini umumnya digunakan untuk memberikan gambaran secara kasar mengenai pendapatan perusahaan.
Alasan mengapa EBITDA tidak memberikan gambaran jelas adalah karena beban-beban yang dikeluarkan (pengeluaran) perusahaan tidak masuk dalam perhitungan. EBITDA umumnya digunakan oleh pemilik bisnis dan investor untuk menentukan nilai dari bisnis yang nantinya digunakan untuk menentukan keputusan aktivitas bisnis.
Baca juga: Penjelasan Lengkap tentang Rekening Koran
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, EBITDA merupakan laba sebelum dilakukan pemotongan oleh bunga, pajak, dan depresiasi dan amortisasi. Pada bagian ini, kami akan menjelaskan setiap elemen yang membentuk EBITDA, yang dapat dilihat sebagai berikut:
Penghasilan merupakan segala bentuk hasil yang didapatkan oleh perusahaan setelah mengeluarkan usaha. Bentuk penghasilan yang mungkin diterima oleh bisnis adalah hal-hal seperti hasil penjualan, deposito, surat berharga, dan aset perusahaan.
Bunga adalah pengeluaran bisnis dimana asal dari pengeluaran tersebut adalah pinjaman yang belum dibayar secara penuh. Akan tetapi, pengecualian diberikan oleh EBITDA karena terdapat perbedaan pada struktur pembiayaan dan modal dimana bunga yang dihasilkan akan berbeda juga.
Pengeluaran bisnis pada umumnya dikenakan biaya oleh negara dan pemerintah. Biaya tambahan itu disebut dengan pajak dan memiliki berbagai macam variasi yang bergantung pada wilayah bisnis. Jika laba tidak dipotong pajak, maka perkembangan bisnis tidak akan terlihat secara jelas. Oleh karena itu, pajak harus masuk dalam perhitungan agar pengusaha dapat mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kinerja bisnisnya.
Depresiasi adalah biaya non-tunai berdasarkan menurunnya nilai aset perusahaan seiring berjalannya waktu, dan tidak dipengaruhi oleh performa perusahaan. Sedangkan, amortisasi merupakan biaya non-tunai yang didasarkan dari pengeluaran aset yang tidak berwujud dari satu periode ke periode selanjutnya.
Depresiasi dan amortisasi dapat ditemukan di bagian operasional dalam laporan keuangan. Aspek-aspek seperti asumsi manfaat ekonomi dari aset dan nilai sisa di masa depan akan sangat mempengaruhi kedua elemen ini. Oleh karena itu, wajib hukumnya untuk menambahkan keduanya untuk mengetahui nominal pengeluaran yang sebenarnya.
Saat Anda sampai di bagian ini Anda mungkin berandai-andai apa sebenarnya fungsi dari EBITDA ini, apabila tidak dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kinerja perusahaan. Simak penjelasan dibawah ini untuk mengetahui beberapa fungsi dari EBITDA.
EBITDA dapat membantu perusahaan Anda membuat perbandingan keuntungan dengan kompetitor di dalam industri Anda. Hal ini dapat dilakukan karena keputusan keuangan dan akuntansi tidak menjadi pertimbangan dalam EBITDA.
Perhitungan EBITDA dapat memberikan kekuasaan kepada perusahaan terhadap laporan keuangan karena tidak terkait dengan berbagai macam aturan ketat yang terdapat dalam perusahaan.
EBITDA termasuk catatan non kombinasi dan standar otoritatif dewan perusahaan yang membuat akuntan lebih leluasa dalam membuat laporan keuangan
Anda dapat menggunakan EBITDA untuk melihat secara sekilas dan memberikan evaluasi awal mengenai pendapatan yang diperoleh perusahaan. Meski begitu, sebaiknya tidak menggunakan EBITDA sebagai representasi dari arus kas karena belum dipotong oleh hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya.
Baca juga: Perbedaan Debit dan Kredit dalam Laporan Akuntansi
Walaupun terdapat beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan berkat EBITDA, terdapat beberapa kelemahan dari perhitungan ini yang sebaiknya dipikirkan. Berikut ini adalah beberapa kelemahan dari EBITDA yang sebaiknya Anda perhatikan:
Salah satu kelemahan terbesar dari EBITDA adalah bahwa perhitungan ini tidak memasukan perubahan modal kerja sebagai bahan pertimbangan. Hal ini berkemungkinan memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya dan akan berpengaruh negatif terhadap arus kas perusahaan.
EBITDA juga tidak memperhatikan tagihan perusahaan yang sebenarnya. Alasan EBITDA tidak sensitif terhadap tagihan aktual perusahaan adalah karena perhitungan ini mengesampingkan berbagai perubahan yang terjadi dalam modal kas.
EBITDA tidak dapat menjadi alat ukur yang akurat karena perhitungan ini dengan sengaja memberikan batasan informasi. Informasi-informasi seperti stabilitas serta kekuatan arus kas, komitmen atas belanja modal ataupun tingkat kebutuhan, dan Kekuatan pos-pos likuiditas tidak dimasukan dalam pertimbangan.
Hal-hal tersebut membuat perhitungan EBITDA tidak dinamis, dan itu bertolak belakang dengan dinamisnya perhitungan likuiditas.
Baca juga: Budget Rekrutmen, Bukan Masalah!
Setelah mengetahui fungsi dan kelemahan EBITDA, Anda mungkin tertarik untuk menghitung EBITDA dari perusahaan Anda. Apabila memang Anda ingin melakukannya, dibawah ini kami akan menjelaskan mengenai cara menghitung EBITDA serta contohnya agar Anda dapat segara mengimplementasikannya dalam perusahaan Anda.
Untuk menghitung EBITDA dari perusahaan Anda, gunakan rumus dibawah ini:
EBITDA = Keuntungan Perusahaan + Beban Depresiasi + Biaya Amortisasi
Jika perusahaan Anda mendapatkan keuntungan sebesar Rp700.000.000 dan memiliki beban depresiasi sebesar Rp50.000.000, serta biaya amortisasi sebesar Rp100.000.000, maka EBITDA perusahaan Anda = Rp700.000.000 + Rp50.000.000 + Rp100.000.000 = Rp. 850.000.000.
Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan EBITDA, Anda dapat menggunakan data tersebut untuk menganalisis sesuai dengan fungsi yang telah dijelaskan sebelumnya. Salah satu contohnya adalah membandingkan dengan perusahaan lain, dimana jika EBITDA perusahaan Anda terus mengalami peningkatan tiap tahunnya, maka dapat dikatakan profitabilitas perusahaan Anda termasuk baik.
Saat mencapai pada titik ini, kami berharap Anda sudah paham mengenai EBITDA, atau paling tidak, mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai perhitungan ini. Dapat dilihat bahwa EBITDA dapat membantu perusahaan Anda melihat keuntungan finansial yang didapatkan.
Meski begitu, hasil perhitungan EBITDA sebaiknya tidak Anda terima secara mentah karena tidak memasukan potongan dari bunga, pajak, serta depresiasi dan amortisasi di dalamnya. Oleh karena itu, Anda harus tetap memperhatikan laporan keuangan Anda yang sesungguhnya untuk mendapatkan gambaran penuh dari kinerja perusahaan Anda.
Untuk mempermudah perhitungan EBITDA dan penulisan laporan keuangan, maka dibutuhkan sebuah aplikasi untuk membantu Anda. GreatDay HR dapat menjadi aplikasi tersebut.
Fitur-fitur seperti perencanaan anggaran atau Budget Plan dan Dompet Pintar, Anda dapat dengan mudah mengelola aspek finansial seperti pengeluaran, pinjaman, dan investasi di dalam satu aplikasi.
Selain itu, semua laporan keuangan yang dimiliki perusahaan dapat diakses dengan cepat dan aman dalam aplikasi GreatDay HR. Anda dapat menghubungi bagian akuntansi langsung dari aplikasi untuk mengirimkan laporan keuangan kepada Anda. Hal ini dapat mempercepat pengambilan keputusan Anda dan berpotensi meningkatkan kinerja perusahaan Anda lebih lanjut.
Jika Anda ingin menghitung EBITDA dengan lebih lancar dan mengurangi risiko terjadinya kesalahan, maka undang kami untuk memberikan demonstrasi kepada perusahaan Anda hari ini juga!