Istilah laba dan rugi sudah menjadi hal yang sangat umum dalam sebuah bisnis, begitu juga dalam aspek kehidupan sehari-hari. Akan tetapi bagaimana jika dilihat dari bidang ekonomi, atau keuangan tentu saja masih banyak orang yang belum mengetahuinya secara dalam.Â
Perlu diingat baik laba atau kerugian yang diperoleh perusahaan, akan menghantarkan perusahaan kepada hasil yang dimana akan menunjukan sejauh mana uang yang dapat dihasilkan oleh suatu bisnis.
Untuk menghitung laba sendiri ada ukuran yang dapat dipakai yaitu gross profit. Apa itu dan bagaimana cara menghitungnya, atau ingin tahu contoh kasusnya?
Maka dari itu mari kita ulas lebih dalam pada pada artikel kali ini, dan pastikan Anda membacanya sampai selesai, agar tidak kehilangan informasi penting di dalamnya.
Baca juga: Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur, Jenis dan Manfaatnya
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya perhitungan mengenai laba ini akan menjadi indikator apakah perusahaan tersebut sudah berkembang dan menghasilkan profit, sehingga sangat penting untuk diketahui.
Secara umum gross profit merupakan keuntungan yang didapatkan, dari cara mengurangi biaya yang dengan pembuatan maupun penjualan produknya, sehingga nantinya diperoleh hasil yang disebut sebagai laba kotor.
Definisi lain juga menyebutkan kalau laba kotor sendiri merupakan rasio profitabilitas, yang berguna untuk menghitung berapa banyak persentase kelebihan laba kotor terhadap pendapatan penjualan yang sudah dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan (HPP).Â
Tentunya hal ini tidak terlepas dari Cost of Goods Sold (CGS) atau Harga Pokok Penjualan (HPP), yang mencakup di dalamnya seperti pembelian bahan baku, tenaga kerja, hingga semua aspek yang bersinggungan langsung dengan aktivitas bisnis.Â
Sederhannya dengan rasio Marjin Laba Kotor atau Gross Profit Margin juga menjadi tolak ukur seberapa efisien perusahaan dapat memproduksi serta menghasilkan keuntungan.  Â
Jika ingin mengetahuimarjin laba kotor, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:
Pertama cari tahu dulu berapa laba kotor yang didapatkan dengan menghitungnya dengan cara:Â
Setelah menghitung di atas langkah berikutnya adalah membagi Laba Kotor (Gross Profit) dengan total Pendapatan Penjualan (Sales Revenue).
Keterangan:
PT. ABC adalah sebuah perusahaan yang menjual baju anak-anak. Jika dilihat dari hasil penjualan diketahui jika pada tahun 2020 terdapat total penjualan baju sebesar Rp. 100.000.000,- sedangkan Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah sebesar Rp. 20.000.000,-.Â
Lalu berapa Gross Profit Marginnya?
Pendapatan Penjualan = Rp. 100.000.000,-
Harga Pokok Penjualan (HPP) = Rp. Â 20.000.000,-
Marjin Laba Kotor = ?
Baca juga: Melakukan Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio Profitabilitas
Rp. 100.000.000 – Rp. 20.000.000 = Rp. 80.000.000,-
Rp. 80.000.000,- / Rp. 100.000.000,- = 0.8 %
Dari hasil inilah dapat terlihat jelas jika PT. ABC mempunyai 0.8 % dari pendapatan yang tersisa setelah membayar biaya langsung yang sehubungan dengan produksi baju. Sementara itu laba kotor Rp. 80.000.000,- dapat digunakan untuk membayar aktivitas bisnis seperti hutang, dividen, biaya operasional, dan pajak.
Namun untuk menilai keberhasilan perusahaan sendiri dapat dilihat dari seberapa tinggi marjin laba kotor yang diperoleh. Bagi perusahaan yang dapat menjalankan produksinya secara efisien maka otomatis marjin laba kotornya semakin tinggi.Â
Namun berbalik jika marjin laba kotor rendah, ini dapat menjadi indikator kalau keadaan perusahaan kurang baik adanya, dan belum mampu untuk mengendalikan biaya produksi dan harga pokok penjualannya.Bagi perusahaan yang berada pad atahap ini maka sangat disarankan untuk menggunakan strategi bisnis baru.
Nah, itu dia tadi pembahasan mengenai pengertian, serta cara menghitung gross profit margin secara keseluruhan. Semoga artikel ini akan membantu Anda bagi yang ingin atau hendak membuat sebuah usaha.Â