Inflasi adalah istilah ekonomi yang berhubungan dengan fenomena di mana harga pasar mengalami kenaikan terus-menerus. Kenaikan harga dapat dikatakan mengalami inflasi apabila terjadi secara umum dan meluas, bukan hanya kenaikan satu atau dua barang saja.
Kemudian, harga yang mengalami kenaikan tersebut juga berpengaruh terhadap kenaikan harga pada barang lainnya. Inflasi terjadi salah satunya disebabkan oleh konsumsi masyarakat yang meningkat.
Inflasi juga merupakan penurunan nilai mata uang secara berkelanjutan. Peningkatan persediaan uang yang beredar di masyarakat juga menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya harga barang-barang.
Artikel kali ini mengulas tentang pengertian, penyebab, dan dampak inflasi secara umum. Simak ulasan berikut ini untuk memperoleh informasi lebih banyak tentang inflasi!
Baca juga: Pengertian Inflasi, Penyebab, dan Jenis Inflasi
Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus sehubungan dengan mekanisme pasar yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor penyebab terjadinya inflasi antara lain meningkatnya konsumsi masyarakat, likuiditas di pasar yang berlebih yang memicu konsumsi dan spekulasi, serta ketidaklancaran distribusi barang.
Peningkatan harga pada satu atau dua barang saja tidak dapat dikatakan inflasi, kecuali jika kenaikan tersebut mempengaruhi dan mengakibatkan kenaikan harga-harga barang lainnya.
Inflasi merupakan indikator untuk melihat tingkat perubahan dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara berkesinambungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Selain itu, ketidakstabilan ekonomi dan tingkat penjualan juga merupakan penyebab terjadinya inflasi. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara berkelanjutan.
Meningkatnya persediaan uang di masyarakat terkadang juga menjadi salah satu penyebab terjadinya peningkatan harga barang yang beredar di pasaran.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur laju inflasi. Namun, cara yang paling sering digunakan untuk mengukur laju inflasi ada dua yaitu melalui Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Deflator PDB.
Baca juga: Inflasi dan Deflasi, Apa Penyebabnya?
Berikut ini beberapa jenis inflasi yang terjadi berdasarkan faktor-faktor penyebab utamanya.
Berdasarkan kenaikan harga, inflasi dibagi ke dalam 4 jenis, yaitu:
Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi 2, yaitu:
Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga, inflasi dibagi menjadi 3, yaitu:
Baca juga: Wajib Tahu! Pahami Bagaimana Ekonomi Makro akan Berdampak Pada Perusahaan Anda
Terjadinya inflasi disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya sebagai berikut.
Inflasi disebabkan oleh permintaan atau daya tarik masyarakat yang tinggi pada suatu barang atau jasa. Hal tersebut biasanya dipicu oleh meningkatnya likuiditas di pasar, sehingga permintaan menjadi tinggi. Selain itu, hal tersebut juga memicu perubahan tingkat harga. Peningkatan permintaan tersebut menyebabkan harga faktor produksi meningkat.
Inflasi disebabkan oleh dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus-menerus. Biasanya, hal tersebut dipengaruhi oleh desakan biaya faktor produksi yang terus meningkat, kelangkaan produksi, dan/atau kelangkaan distribusi.
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan penawaran dan permintaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara keduanya. Misalnya, ketika permintaan pada barang/jasa A meningkat, lalu menyebabkan persediaan barang/jasa A turun sedangkan pengganti atau substitusinya terbatas atau tidak ada. Ketidakseimbangan ini akan mengakibatkan terjadinya inflasi.
Penyebab inflasi berikutnya adalah bertambahnya jumlah uang yang beredar di masyarakat. Teori inflasi akibat peningkatan jumlah uang beredar menyebutkan bahwa ada hubungan antara jumlah uang beredar dan harga.
Ketika jumlah barang tetap dan jumlah uang yang beredar berlipat ganda, harga barang menjadi dua kali lipat. Penyebab inflasi terkait dengan jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat meningkat ketika suatu negara menggunakan sistem anggaran dengan defisit.
Untuk menutupi defisit anggaran, pemerintah biasanya mencetak uang baru, yang menyebabkan harga naik. Hal ini merupakan salah satu kemungkinan yang dapat memicu terjadinya inflasi di Indonesia.
Penyebab inflasi lainnya adalah inflasi ekspektasi. Penyebab inflasi adalah perilaku masyarakat yang percaya bahwa situasi ekonomi akan membaik di masa depan. Ekspektasi masyarakat terhadap situasi ekonomi ke depan dapat menjadi penyebab terjadinya inflasi, khususnya inflasi permintaan atau inflasi biaya produksi. Inflasi ini tergolong sulit untuk dideteksi karena kejadiannya yang tidak terlalu signifikan
Baca juga: Apa Itu Penawaran dan Permintaan? Apa Saja Komponennya?
Terjadinya inflasi tentu memberikan dampak yang beragam terutama pada perekonomian. Dampak yang timbul akibat inflasi berupa dampak negatif maupun positif.
Meskipun demikian, inflasi sendiri seringkali dikaitkan dengan hal-hal yang negatif pengaruhnya bagi ekonomi. Berikut adalah beberapa dampak dari terjadinya inflasi secara luas.
Inflasi dapat mempengaruhi baik secara positif maupun negatif terhadap pendapatan masyarakat. Misalnya, ketika terjadi inflasi lunak, maka perusahaan akan merasakan dampak positif karena terjadi perluasan produksi sehingga dapat meningkatkan perekonomian.
Namun, inflasi justru akan berdampak buruk terhadap para pekerja dengan pendapatan tetap, karena nilai uang yang diterima tidak berubah, sementara harga barang/jasa semakin tinggi.
Biaya ekspor akan mengalami kenaikan biaya yang tinggi saat terjadinya inflasi. Hal tersebut tentu saja berdampak negatif untuk para pelaku ekspor. Kenaikan biaya tersebut juga akan membuat kemampuan ekspor suatu negara berkurang karena kalah saing dengan barang dari negara lainnya. Pada akhirnya, pendapatan devisa hasil ekspor pun akan berkurang.
Pada saat inflasi terjadi, minat menabung seseorang akan semakin berkurang karena bunga yang didapatkan menjadi jauh lebih kecil, sedangkan penabung tetap harus membayar biaya administrasi tabungan yang dimiliki.
Inflasi juga akan membuat perhitungan dan penetapan harga bahan pokok menjadi lebih sulit karena bisa jadi terlalu kecil ataupun terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh prediksi persentase inflasi di masa yang akan datang tidak akurat, sehingga proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi tidak tepat.
Baca juga: Pendapatan Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia
Di masa pandemi seperti sekarang ini pengguna pinjaman online mengalami peningkatan hingga 134% bahkan lebih. Banyak diantaranya berasal dari kalangan pegawai. Hal tersebut terjadi salah satunya karena merosotnya perekonomian negara akibat pandemi Covid-19 yang berdampak juga terhadap kondisi finansial para pegawai.
Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari banyak orang melakukan pinjaman online bahkan dengan bunga yang tinggi tanpa memikirkan risiko kedepannya. Padahal, hal tersebut akan berpengaruh terhadap kesehatan finansial mereka. Dampak buruknya adalah terlilit hutang dengan jumlah yang besar.
Untuk menghindari hal tersebut GreatDay HR hadir dengan fitur Benefits yang dapat melindungi Anda dan karyawan Anda dari risiko finansial yang berbahaya. Dengan fasilitas EWA (Earned Wage Access) karyawan Anda dapat menarik gaji lebih awal tanpa mengganggu arus kas perusahaan. Benefits memfasilitasi karyawan untuk mendapatkan gaji lebih awal dari tanggal gajian.
Program ini aman karena uang yang ditarik merupakan uang gaji karyawan sendiri dan bukan pinjaman sehingga tidak berbunga. Dengan begitu, kesejahteraan dan kesehatan finansial karyawan Anda akan terjamin dengan lebih baik.
Unduh segera aplikasi mobile GreatDay HR dan nikmati fitur Benefit sekarang juga! Kunjungi lamannya untuk info lebih lanjut, lalu jadwalkan demo gratisnya!
Baca juga: Mari Pahami Apa Itu Globalisasi Ekonomi!