Inflasi dan deflasi menjadi dua hal yang sering menjadi topik utama, dan mempengaruhi sistem finansial sebuah negara secara menyeluruh. Dapat dikatakan inflasi selalu berkaitan dengan harga yang semakin meningkat, sebaliknya deflasi merupakan penurunan harga barang yang dijual masyarakat. Peningkatan dan penurunan harga pasar ini sangat ditentukan oleh kedua hal yang telah dibahas sebelumnya.
Dalam kesempatan ini kita akan membahas ulasan lengkap mengenai inflasi dan deflasi, jadi pastikan Anda membaca artikel ini sampai habis.
Baca juga: Pengertian Inflasi, Penyebab, dan Jenis Inflasi
Jumlah uang yang beredar selalu memiliki keterkaitan dengan adanya inflasi. Pasalnya perlu diingat jika jumlah barang tetap namun jumlah uang yang beredar lebih besar dua kali lipat, maka tidak mengherankan jika harga barang ikut meningkat dua kali lipat.
Inflasi yang terjadi karena adanya dorongan kenaikan biaya produksi secara terus menerus, yang disebabkan karena adanya desakan biaya faktor produksi yang terus naik.
Kenaikan penawaran dan permintaan terhadap barang atau jasa, namun penyediaan sangat terbatas. Sehingga mengakibatkan penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun. Jenis ini akan sulit diatasi dan dikendalikan saat terjadi kesenjangan yang tinggi antara keduanya.
Penyebab inflasi dari segi struktural ekonomi yang kaku. Dalam kasus ini produsen tidak dapat mencegah kenaikan permintaan yang cepat akibat melonjaknya pertumbuhan penduduk. Hingga akhirnya permintaan tidak seimbang dengan penyediaan yang ada.
Berada di posisi pertama yang menjadi alasan mengapa terjadinya deflasi. Dapat terjadi karena banyak orang yang memilih hasil yang besar atau bunga yang tinggi di Bank. Sehingga mereka menggunakan peluang tersebut untuk menabung.
Merupakan salah satu kesalahan produsen yang melakukan produksi tanpa perhitungan yang tepat. Tak mengherankan jika harga barang menurun karena permintaan lebih sedikit, dibandingkan banyaknya barang.
Jika produk yang dihasilkan tidak bisa diiringi permintaan yang sesuai, maka bukan tidak mungkin dapat menyebabkan terjadinya deflasi. Sehingga produsen disarankan untuk memiliki perhitungan jumlah hasil produksi yang tepat.
Untuk mengatasi kenaikan harga secara umum, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
Segala bentuk kebijakan di bidang keuangan, yang bertujuan untuk menjaga kestabilan. Pemerintah dapat mengambil langkah untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, serta menetapkan persediaan uang kas pada bank. Selain itu perlu juga diterapkan kebijakan diskonto, dan kebijakan operasi pasar terbuka.
Baca juga: Prinsip Dasar Upah dan Gaji Berdasarkan Peraturan Gaji Terbaru Menurut Pemerintah
Langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah, yang mempengaruhi tingkat inflasi. Kebijakan fiskal sebagai berikut, melakukan penghematan pengeluaran pemerintah yang akan nantinya akan menurunkan harga. Hingga menaikan tarif pajak guna mengurangi tingkat konsumsi.
Fenomena deflasi tidak bisa dianggap sepele karena dapat menghambat perekonomian. Namun dapat diatasi dengan beberapa cara berikut:
Dengan suku bunga yang ada orang-orang nantinya akan lebih memilih menyimpannya sendiri. Dengan sirkulasi uang yang besar di masyarakat, ini akan meningkatkan jumlah barang yang dibeli.
Untuk memperkecil laju deflasi, produsen harus diberikan batasan saat memproduksi barang atau jasa. Sehingga nantinya pengurangan jumlah barang akan menyebabkan kenaikan harga.
Sesuai dengan namanya maka dapat dikatakan jenis Inflasi ini ditandai dengan peningkatan laju inflasi yang rendah. Dimana kenaikan harga yang cenderung lambat dan urang dari 10% setahun.
Memiliki lajunya berkisar antara 10-30% per tahun dan ditandai kenaikan harga yang cukup besar dalam waktu yang singkat. Keberadaannya lebih tinggi dari inflasi tahap awal.
Pada tahap ini, harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan sulit dikendalikan.Mencakup laju mulai dari 30-100% setahun, dan tergolong berat
Pada tahap ini sebuah negara akan merasakan inflasi lebih dari 100% setahun, dan sangat dihindari oleh berbagai pihak. Indonesia sendiri pernah mengalami hiperinflasi, tahun 1998.
Pada tahap ini deflasi strategis terjadi karena adanya kebijakan pengontrolan akibat gejala konsumsi yang akhirnya menyebabkan kenaikan harga pasar.
Umumnya terjadi karena ada transisi dari yang sukses lalu menjadi menurun. Ini terjadi akibat daya produksi dan konsumsi yang tidak seimbang. Sehingga menyebabkan harga pasar turun dan mengakibatkan resesi ekonomi. Hal ini juga akibat karena barang yang berlebihan.
Efek pertama dari inflasi ini sebenarnya hanyalah cara yang berbeda untuk menyatakannya. Inflasi adalah penurunan daya beli mata uang karena kenaikan harga di seluruh perekonomian.
Perubahan harga tersebut dapat dibayangkan sebagai akibat dari lonjakan popularitas suatu produki, atau penggabungan harga dari produsen. Dalam skenarionya harga produk akan naik, tapi tidak tidak akan memengaruhi konsumen.
Respons yang dapat diprediksi terhadap penurunan daya beli adalah berkurangnya nilai uang tunai. Sehingga jadi lebih baik untuk menyingkirkan belanjaan Anda dan menyimpan barang-barang yang mungkin tidak akan kehilangan nilainya.
Bagi konsumen, itu berarti mengisi tangki bensin, mengisi lemari es, membeli sepatu ukuran berikutnya untuk anak-anak, dan sebagainya. Untuk bisnis, itu berarti melakukan investasi modal yang, dalam keadaan berbeda, mungkin ditunda sampai nanti. Banyak investor membeli emas dan logam mulia lainnya ketika inflasi mulai terjadi, tetapi volatilitas aset ini dapat membatalkan manfaat isolasi mereka dari kenaikan harga, terutama dalam jangka pendek.
Sayangnya, dorongan untuk berbelanja dan berinvestasi dalam menghadapi inflasi cenderung meningkatkan inflasi secara terus menerus. Bahkan menciptakan putaran umpan balik yang berpotensi menimbulkan bencana. Karena kebanyakan orang dan pebisnis akan menghabiskan upaya untuk mengurangi waktu mereka menahan mata uang depresiasi mereka. Dengan kata lain, penawaran uang melebihi permintaan, dan harga uang daya beli mata uang jatuh pada tingkat yang semakin cepat.
Dalam perekonomian suatu negara yang menghadapi deflasi maka secara drastis akan menurunkan harga produk, dimana bertujuan agar tetap mendapatkan untung. Namun tentunya jika harga turun, pendapatan juga ikut menurun.
Bukan saja terhadap perekonomian akan tetapi juga bisnis perlu menemukan cara untuk mengurangi pengeluaran, dengan cara mengurangi upah dan memotong pekerjaan. Hal inilah yang akan berdampak buruk pada ekonomi maupun banyak orang.
Inflasi dan deflasi menjadi hal yang memengaruhi suatu ekonomi negara secara menyeluruh dan selalu berkaitan dengan kenaikan atau penurunan harga. Karena kedua hal ini saling berkaitan maka tidak mengherankan jika setiap negara berusaha sebaik mungkin mengatasi hal ini.