Dalam dunia pekerjaan, tidak ada pekerja yang tidak mengenal dan tidak menyukai insentif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), insentif adalah tambahan penghasilan berbentuk uang, barang, dan sebagainya yang diberikan untuk meningkatkan gairah kerja. KBBI juga mengartikan insentif sebagai uang penyemangat.
Meskipun sama-sama berupa imbalan, insentif harus dibedakan dari gaji. Gaji merupakan hak pokok karyawan sedangkan insentif merupakan imbalan lebih. Sebagai kompensasi khusus yang diberikan perusahaan di luar gaji utama untuk memotivasi agar karyawan semakin giat dan terus berusaha meningkatkan prestasi serta kinerja di perusahaan, sudah bukan rahasia lagi jika insentif merupakan bonus yang dikejar-kejar mayoritas pekerja. Jelas bahwa tujuan atau fokus utama insentif adalah untuk memotivasi karyawan dan membuat karyawan merasa lebih dihargai.
Keuntungan tidak hanya dirasakan satu sisi, karyawan yang semangat dan termotivasi dalam bekerja juga memberikan dampak besar yang positif bagi perusahaan. Produktivitas karyawan yang meningkat berdampak langsung untuk perkembangan perusahaan. Penasaran komponen apa saja yang membuat perusahaan memberikan insentif? Apa saja tipe-tipe insentif yang biasanya diberikan perusahaan?
Baca juga: Ini 7 Faktor yang Bisa Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Tentu saja manfaat langsung dari insentif dirasakan oleh karyawan. Apa saja manfaat insentif yang sangat menggiurkan bagi karyawan?
Bukan rahasia umum lagi bahwa mayoritas pekerja bekerja untuk mendapatkan pemasukkan dan pekerja mana yang tidak tergiur dengan bertambahnya pemasukkan di luar gaji pokok? Insentif tentu menjadi motivasi paling kuat dan menggiurkan untuk memacu pekerja bekerja lebih dan memberikan yang terbaik.
Selain motivasi, insentif secara nyata merepresentasikan balas jasa atas usaha dan prestasi yang dilakukan karyawan. Pemberian insentif menunjukkan bahwa terdapat standar pengukuran untuk kerja keras dan usaha lebih karyawan. Karyawan tidak hanya akan bekerja lebih giat namun juga berusaha meningkatkan kemampuan agar mendapat pemasukan tambahan.
Seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya, keuntungan insentif tidak hanya dirasakan oleh karyawan tetapi juga bagi perusahaan. Apa saja manfaat insentif bagi perusahaan?
Dengan memberikan insentif secara rutin kepada pekerja yang berprestasi, pekerja lain akan termotivasi untuk bekerja lebih giat agar mendapatkan insentif juga. Hal ini secara tidak langsung membuat semua karyawan bekerja dengan lebih cepat, rajin, giat, dan semangat.
Jika kultur dan etos kerja sudah baik, yang bisa dilakukan untuk mendapatkan insentif adalah dengan menunjukkan kinerja yang kreatif dan berdisiplin. Perusahaan akan memiliki sumber daya manusia perusahaan yang berdaya saing tinggi dan produktivitasnya tinggi.
Baca juga: Kenali Enterprise Resource Planning dan Manfaatnya untuk Perusahaan
Selain sebagai penghargaan dalam bentuk imbalan ekstra untuk usaha lebih yang dilakukan karyawan, prinsip pemberian insentif berkaitan dengan kinerja karyawan dimana karyawan bekerja melampaui standar yang ditetapkan perusahaan. Insentif harus ditetapkan dengan pengaturan yang tepat dan dikaitkan dengan tujuan perusahaan.
Jumlah pemberian insentif harus dihubungkan dengan jumlah atau pencapaian dalam periode tertentu, mengikuti rumus pembagian yang telah disosialisasikan kepada seluruh pihak. Rumus perhitungan insentif harus adil sehingga menghasilkan banyak output kerja yang tinggi serta dapat meningkatkan keinginan karyawan untuk mendapatkan penghasilan. Oleh karena itu, insentif dapat menguntungkan semua pihak.
Setelah membahas pengertian, tujuan, manfaat, dan prinsip insentif, poin selanjutnya yang perlu diketahui adalah bentuk-bentuk insentif. Berikut beberapa bentuk insentif:
Finansial berbentuk imbalan keuangan di luar gaji pokok yang diterima karyawan. Perhitungan insentif dalam bentuk finansial berdasarkan keuntungan perusahaan dan lewat hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan karyawan, misalnya jaminan hari tua, kesehatan, rekreasi, dan sebagainya
Dilihat dari namanya, sudah jelas bahwa insentif ini tidak dalam bentuk uang. Umumnya insentif ini berbentuk promosi jabatan, lingkungan kerja positif dan membangun, hingga hubungan kerja yang baik antara atasan dan bawahan.
Insentif diberikan kepada individu maka hanya diberikan kepada satu karyawan terbaik yang menunjukkan kinerja yang baik.
Diberikan kepada kelompok artinya satu divisi yang mencapai target atau melampaui standar perusahaan akan mendapatkan insentif.
Insentif diterima oleh seluruh karyawan perusahaan menyesuaikan kriteria pembayaran yang sudah terlebih dahulu ditentukan oleh perusahaan.
Merupakan salah satu tipe yang banyak diberlakukan di banyak perusahaan. Tipe ini tidak memiliki dasar perhitungan yang wajib. Sebenarnya seorang karyawan tidak harus mencapai target terlebih dahulu untuk mendapatkan bonus, atasan bisa saja memberikan bonus kepada karyawan tanpa perjanjian terlebih dahulu. Akan tetapi, memang biasanya bonus diberikan jika Anda mencapai target bisnis. Perlu dicatat, bonus tidak bersifat wajib, atasan Anda tidak harus memberikan bonus jika Anda mencapai target. Jumlahnya pun disesuaikan dengan atasan karena merupakan hak prerogatif seorang pemilik usaha.
Berbeda dengan bonus, komisi didapat dari persentase tertentu yang didapatkan karena jasa yang diberikan dalam proses jual beli. Komisi juga memiliki peraturan yang lebih mengikat karena sudah ada dalam perjanjian awal. Komisi baru bisa didapatkan jika seseorang sudah mencapai target dan karyawan yang tidak mencapai target tentu tidak akan mendapatkan komisi.
Tipe ini memungkinkan karyawan mendapatkan bagian dalam keuntungan perusahaan. Sekian persen dari laba yang melebihi jumlah yang ditentukan di awal akan diterima seluruh karyawan, biasanya berupa pembagian laba dalam periode tertentu.
Jaminan sosial berupa dukungan finansial untuk karyawan sebagai bentuk penghargaan perusahaan kepada karyawan. Karena diberikan secara kolektif, setiap karyawan mendapatkan jaminan sosial secara otomatis tanpa ada unsur kompetitif. Umumnya jaminan sosial ditujukan untuk kesejahteraan karyawan seperti biaya pengobatan, pemberian rumah dinas, tunjangan hari tua, dan sebagainya.
Insentif tipe ini melibatkan karyawan dalam usaha mencapai sasaran produktivitas. Sasaran dapat diukur menjadi dasar untuk menentukan rencana insentif dalam bentuk gainsharing Gainsharing sendiri merupakan rencana pembagian pendapatan yang dirancang untuk memberikan imbalan kepada karyawan atas meningkatnya produktivitas perusahaan.
Insentif ini berbentuk pemberian upah untuk waktu tidak bekerja, gaji karyawan tetap dibayarkan meskipun tidak masuk bekerja. Contohnya, saat cuti liburan, sakit, dan faktor-faktor lain seperti kecelakaan, kehamilan, dan upacara pemakaman. Insentif tipe ini akan membuat karyawan merasa lebih diperhatikan dan dihargai.
Tipe ini mendorong karyawan untuk memberikan kontribusi positif untuk perusahaan. Perusahaan bisa memberikan beasiswa pendidikan bagi karyawan berprestasi, pelatihan, konseling, kursus, dan sebagainya. Contoh programnya seperti pelatihan bahasa inggris.
Perhatikan beberapa indikator yang bisa menjadi acuan perusahaan dalam memberikan insentif:
Baca juga: Melakukan Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio Profitablitas
Nah, yang terakhir, sebelum memberikan insentif, tidak hanya keuntungan tetapi Anda juga perlu mengetahui kerugian insentif bagi perusahaan.
Great People, tidak perlu khawatir akan potensi kerugian dari pemberian insentif. Jika dilakukan dan dikelola dengan baik, pemberian insentif tentu akan memberikan banyak manfaat dan dampak baik bagi perusahaan dan karyawan. Insentif memberikan tambahan penghasilan berbentuk uang, barang, dan sebagainya yang bisa meningkatkan gairah dan motivasi kerja sehingga diperlukan dan disenangi oleh karyawan. Jangan lupa juga bahwa insentif bertujuan dan bermanfaat bagi perusahaan juga meskipun secara tidak langsung.