Pengangguran merupakan sebuah situasi dimana seseorang tidak memiliki pekerjaan dan ternyata menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh sebagian negara di dunia. Tingkat pengangguran dalam sebuah negara dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persentase. Pada 2020, Indonesia memiliki tingkat angka pengangguran sebesar 8,1 hingga 9,2%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berkisar di 5,28%. Angka pengangguran yang melonjak juga disebabkan oleh adanya pandemi global Covid-19 yang masuk ke Indonesia dan berdampak pada sektor ekonomi.
Umumnya, pengangguran disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan dibandingkan dengan jumlah pencari kerja di negara tersebut. Pengangguran seringkali menjadi akar dari permasalahan perekonomian negara. Kok bisa? dengan angka pengangguran yang tinggi maka produktivitas dan pendapatan akan berkurang sehingga penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Adanya keterbatasan lapangan kerja menjadi salah satu faktor utama penyebab sebuah pengangguran. Dibandingkan dengan banyaknya para calon bekerja, tentu jumlah lapangan pekerjaan jauh lebih sedikit dan tidak bisa mempekerjakan banyak karyawan sekaligus.
Era globalisasi mendukung perusahaan untuk menggunakan mesin dalam rangka peningkatan efektivitas kerja. Pihak perusahaan memiliki pandangan bahwa kerja teknologi akan mempercepat dan membuat pekerjaan lebih efektif. Sehingga banyak karyawan dirumahkan karena pergantian ke teknologi.
Dari sisi para pencari kerja, kurangnya pendidikan menjadi faktor penyebab pengangguran. Pekerja yang mendapat minim pendidikan akan kalah saing dengan para calon pekerja yang memiliki pendidikan lebih tinggi. Maka dari itu, kurangnya pendidikan dapat menghambat seseorang dalam mencari kerja.
Setiap perusahaan sudah tentu memiliki kriteria dalam menerima karyawan, namun tentu saja akan ada persaingan dalam hal ini. Semakin tinggi keterampilan seseorang dalam suatu posisi maka akan semakin mudah pula dia diterima.
Tentu saja setiap perusahaan menginginkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman. Namun biasanya jika ketika seleksi yang ketat tidak ada yang sesuai, banyak dari mereka yang sama sekali tidak menerima tenaga kerja.
Biasanya, perusahaan melakukan PHK untuk menstabilkan sistem kerja atau menstabilkan perekonomian perusahaan yang sedang goyah. Pemutusan Hubungan Kerja bisa dibilang suatu hal yang paling ditakuti karyawan, karena jika kontrak kerja habis atau adanya pengurangan karyawan yaitu PHK, karyawan swasta yang asalnya bekerja di perusahaan tersebut akan kebingungan mencari pekerjaan di tempat lain.
Baca juga: Jenis Motivasi Kerja yang Meningkatkan Produktivitas Karyawan
Terdapat beberapa jenis pengangguran berbeda-beda kasusnya. Yuk, simak penjelasan dibawah ini.
Jenis pengangguran ini biasanya disebabkan karena adanya transisi sementara dalam kehidupan seseorang. Misalnya, saat seseorang memutuskan untuk resign karena alasan pribadi seperti pindah tempat tinggal atau ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik tetapi belum mendapatkan pekerjaan yang baru.
Jenis pengangguran ini bersifat jangka pendek dan merupakan bagian alami saat seseorang melakukan perpindahan pekerjaan. Pekerja membutuhkan waktu untuk menemukan posisi yang cocok, bukan? Sebenarnya, pengangguran friksional memiliki dampak positif bagi sektor ekonomi karena memungkinkan pekerja pindah ke pekerjaan di tempat mereka bisa lebih produktif.
Pengangguran jenis ini disebabkan oleh ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki pekerja dengan kebutuhan perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena ada perubahan pada ekonomi seperti yang disebabkan oleh industrialisasi atau globalisasi. Misalnya, adanya peralihan dari tenaga kerja manusia menjadi mesin atau teknologi. Perusahaan cenderung lebih memilih menggunakan tenaga mesin dibandingkan tenaga manusia karena lebih cepat, mudah dan hemat biaya. Pekerjaan karyawan seringkali dipandang sebelah mata dan dianggap kurang produktif dibandingkan dengan teknologi.
Faktanya, ada cara lain untuk mengukur produktivitas karyawan yaitu GreatDay HR. GreatDay HR, pelopor sistem HRIS berbasis aplikasi dapat membantu Anda untuk mengelola karyawan dengan lebih efektif. Dilengkapi dengan fitur rekam aktivitas, memudahkan perusahaan untuk memantau pekerjaan karyawannya dimanapun mereka berada sehingga produktivitas karyawan terukur setiap harinya.
Itu sebabnya agar tidak menjadi pengangguran friksional, pekerja harus terus mengembangkan skill dan pendidikan agar tetap relevan dengan kebutuhan pasar.
Pengangguran jenis ini disebabkan oleh adanya pengurangan tenaga kerja akibat dari siklus bisnis atau fluktuasi ekonomi seperti resesi. Ketika kondisi ekonomi memburuk karena pengaruh penurunan permintaan konsumen untuk barang dan jasa maka semakin menurun produksi dan semakin sedikit pula pekerja yang dibutuhkan. Hal ini membuat pelaku bisnis terpaksa mengurangi pekerja demi memotong biaya. Dalam kondisi seperti ini biasanya jumlah pekerja yang menganggur bisa melebihi jumlah lowongan kerja di pasar tenaga kerja. Maka dari itu, pengangguran siklis dapat terjadi.
Pengangguran jenis ini biasanya ditujukan pada penganggur yang sudah tidak memiliki pekerjaan selama lebih dari 27 minggu. Pengangguran jangka panjang disebabkan karena pengangguran siklis atau struktural. Dengan kata lain, pengangguran disebabkan oleh adanya resesi atau karena skill pekerja yang kurang cocok dengan kebutuhan perusahaan.
Sama seperti namanya, pengangguran jenis ini berada di beberapa waktu tertentu hanya ketika permintaan menurun. Biasanya ini terjadi pada industri musiman seperti pertanian, pariwisata atau kontruksi. Faktor waktu sangat mempengaruhi pekerjaan seseorang dalam bidang tertentu. Ketidakpastian dalam musim akan berpengaruh besar pada pekerjaan dan dapat menimbulkan pengangguran dalam jangka waktu yang lama.
Dalam jenis pengangguran ini biasanya disebabkan oleh situasi dimana permintaan upah karyawan lebih tinggi daripada yang dapat diberikan oleh perusahan. Biasanya terjadi karena perusahaan harus membayar lebih per karyawan, akibatnya mereka hanya mampu menggaji beberapa karyawan dan memaksa mereka memberhentikan yang lainnya.
Pengangguran ini adalah salah satu bentuk pengangguran dimana tampaknya terlihat dipekerjakan padahal sebenarnya tidak. Maka dari itu, pengangguran ini disebut terselubung karena meski tidak dihitung dalam kategori pengangguran, namun pekerjaan mereka terbilang sangat sedikit dalam hal produktivitas. Sehingga walaupun posisi mereka dihilangkan, output perusahaan tidak terpengaruh.
Jenis pengangguran yang terakhir ini disebabkan oleh berakhirnya kontrak kerja antara karyawan dan perusahaan. Mereka yang dihadapkan pada situasi ini dianggap menganggur sampai menemukan pekerjaan lain atau sampai memperbarui kontrak dengan perusahaan yang sama untuk penyelesaian pekerjaan baru. Pengangguran jenis ini sering ditemukan di industri yang memiliki karyawan kontrak.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi pengangguran dan akan berdampak pada kesejahteraan negara dan seluruh warganya.
Tak hanya bagi pemerintah, masyarakat juga merasakan dampak negatif dari tingginya angka pengangguran dalam sebuah negara, seperti:
Baca juga: 4 Tipe Aplikasi HRIS yang Wajib Diketahui Karyawan HRD
Pastinya, pemerintah sudah melakukan banyak hal untuk terus mengurangi angka pengangguran di setiap negaranya. Seperti mengadakan pelatihan softskill, hardskill, dan lainnya, untuk membantu warganya semakin siap dalam upaya mencari pekerjaan yang sesuai.
Kesadaran pada diri sendiri dalam mencari kerja berpengaruh dalam proses pencarian pekerjaan yang sesuai. Rasa malas dan tidak kreatif akan menghambat negara dalam mengurangi tingkat pengangguran.
Selain itu, ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk mengyrangi angka penganggura, seperti:
Jadi, banyaknya faktor pengangguran akan memberikan dampak yang negatif bagi pemerintah dan juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Terdapat 8 jenis pengangguran yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti faktor ekonomi perusahaan, faktor teknologi, dan banyak faktor lainnya.
Banyak cara yang harus diupayakan agar tingkat angka pengangguran mengalami penurunan yang signifikan, terutama di Indonesia. Tak hanya pemerintah saja yang terus mengeluarkan cara untuk mendidik para warganya agar dapat bersaing, tetapi juga kemauan dari diri sendiri untuk aktif dan kreatif mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan pendidikan yang dimiliki.