Jurnal penyesuaian biasanya dibuat pada akhir periode akuntansi untuk mengenali pendapatan atau beban pada periode saat itu terjadi. Ini adalah hasil dari akuntansi yang aktual dan mengikuti prinsip pencocokan dan dasar dasar yang ada. Berfungsi untuk memperbaiki kesalahan akuntansi atau menyesuaikan estimasi yang dibuat sebelumnya.
Dalam akuntansi, pendapatan dan biaya yang terjadi harus dilaporkan dalam periode akuntansi yang sama sesuai dengan prinsip pencocokan. Namun, dalam prakteknya, hal ini tidak selalu sejalan. Ada kalanya pendapatan mungkin diperoleh dalam satu periode, dan biaya terkait dibebankan pada periode lain.
Baca juga: Harus Tahu! Ini Cara Membuat Jurnal Umum untuk Perusahaan
Selain itu, uang tunai mungkin tidak dibayar atau diperoleh pada periode yang sama dengan biaya atau pendapatan yang dikeluarkan. Sehingga untuk menangani ketidakcocokan antara uang tunai dan transaksi, maupun hutang yang ditangguhkan atau masih harus dibayar akan dicatat dalam pembayaran tunai atau transaksi aktual.
Di samping itu, jurnal penyesuaian dibuat untuk mencatat pendapatan dan biaya yang terkait, atau pembayaran tunai. Nantinya dengan jurnal penyesuaian akan memberikan gambaran lengkap dari transaksi dan penyelesaian kasnya.
Umumnya sendiri jurnal penyesuaian terdiri dari akun laporan laba rugi, yang dapat berupa pendapatan atau pengeluaran, dan akun neraca, yang dapat berupa aset atau liabilitas. Ada juga banyak item dalam akuntansi yang nilainya tidak dapat ditentukan secara tepat oleh uang tunai yang diperoleh atau dibayar, dan estimasi perlu dibuat.
Akun yang Memerlukan Penyesuaian di Akhir Periode
Accrual basis of accounting adalah konsep yang mengusung pendapatan yang nantinya akan dicatat dalam laporan laba rugi pada periode dalam kurun waktu pendapatan tersebut dihasilkan.
Biasanya hal ini terjadi saat pendapatan dilaporkan saat jasa telah diberikan kepada pelanggan, atau adanya uang kas yang telah dan belum diterima dari pelanggan selama periode tersebut.
Dapat dikatakan konsep akuntansi yang mendukung pencatatan pendapatan seperti ini, disebut konsep pengukuran pendapatan (revenue recognition concept).
Konsep pengukuran pendapatan yaitu beban dilaporkan pada periode yang sama dengan pendapatan yang terkait dengan beban tersebut. Sebagai contohnya adalah beban gaji karyawan yang dilaporkan pada periode saat karyawan menyediakan jasa untuk pelanggan, dalam hal ini keduanya tidak dilaporkan bersamaan. Prinsip yang mendukung hal yang terkait di atas adalah konsep pemadanan (matching concept), atau prinsip pemadanan (matching principle). Dengan mampu memadankan pendapatan dengan bebannya, maka laba rugi bersih untuk periode tersebut dapat dilaporkan dengan benar.
Baca juga: Perbedaan Debit dan Kredit dalam Laporan Akuntansi
Beberapa perusahaan menggunakan konsep akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting), konsepnya didasarkan oleh kas, beban, dan pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi pada kurun waktu saat kas diterima atau dikeluarkan.
Sebagai contoh sederhana, adanya laporan keuangan saat pendapatan diterima dari customer. Sedangkan gaji dilaporkan saat kas dibayarkan kepada karyawan.
Saat terjadi hal ini perlu diingat kalau laba bersih atau rugi bersih terjadi saat adanya selisih antara penerimaan kas (pendapatan) dan pembayaran kas (beban).
Umumnya konsep akuntansi ini digunakan untuk perusahaan jasa atau perusahaan dagang yang berskala kecil karena masih tergolong memiliki sedikit piutang dan utang. Berbeda dengan kebanyakan perusahaan besar, yang jarang menggunakan konsep akuntansi berbasis kas karena dianggap kurang akurat.