Dalam menghadapi dinamika perpajakan di Indonesia, pemahaman yang baik mengenai Pajak Penghasilan (PPh) menjadi krusial, terutama bagi karyawan yang menjadi subjek pemotongan PPh 21. PPh 21 merupakan bagian integral dari sistem perpajakan Indonesia, yang dikenakan pada penghasilan yang diterima oleh karyawan dari pekerjaan atau jabatan mereka.
Artikel ini akan membahas mengenai pajak penghasilan, jenis-jenisnya, serta objek pajak PPh 21 bagi karyawan. Pemahaman mendalam terkait topik ini akan memberikan wawasan bagi pembaca untuk mengelola keuangan pribadi mereka dengan lebih efektif dan mematuhi kewajiban perpajakan yang berlaku. Simak selengkapnya!
Baca juga: Pajak Natura: Pengenalan Konsep dan Pengaplikasiannya di Indonesia
Pajak Penghasilan (PPh) adalah jenis pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh individu, badan usaha, atau badan hukum. PPh merupakan salah satu sumber utama pendapatan bagi pemerintah untuk membiayai berbagai program dan kebijakan.
PPh dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama:
Di Indonesia, Pajak Penghasilan atau PPh adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh individu dan badan usaha. PPh di Indonesia diatur oleh Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh). PPh di Indonesia terbagi menjadi beberapa jenis, termasuk PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, Pasal 29, dan PPh Pasal 25.
Baca juga: PPN dan PPh Pasal 22: Semua yang Anda Perlu Ketahui
Berikut adalah beberapa jenis PPh yang umumnya berlaku di Indonesia:
Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi atau subjek dalam negeri.
Bentuk pemotongan atau pemungutan Pajak yang dilakukan satu pihak terhadap Wajib Pajak dan berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang ekspor, impor dan re-impor yang dikenakan kepada badan usaha pemerintah maupun swasta.
Pajak yang dikenakan pada penghasilan atas modal, penyerahan jasa atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong oleh PPh 21.
PPh kurang bayar yang tercantum adalah SPT Tahunan PPH, yaitu sisa dari PPH yang terutang dalam tahun pajak yang bersangkutan dikurangi dengan kredit PPh (PPh 21, PPh 22, PPh 23, dan seterusnya) dan PPh Pasal 25.
PPh 25 adalah pembayaran Pajak Penghasilan secara angsuran yang tujuannya adalah untuk meringankan beban Wajib Pajak.
Baca juga: Menghitung PPh 21 dengan Cara yang Benar
Objek pemotongan PPh 21 bagi karyawan mencakup berbagai jenis penghasilan yang diterima oleh karyawan dari hubungan pekerjaan atau jabatan mereka. Pemotongan PPh 21 dilakukan oleh pemberi kerja pada saat pembayaran penghasilan kepada karyawan. Berikut adalah objek pemotongan PPh 21 bagi karyawan:
Gaji pokok merupakan bagian tetap dari kompensasi karyawan yang diterima secara teratur, misalnya bulanan atau per minggu.
Tunjangan adalah bentuk penghasilan tambahan yang diberikan kepada karyawan. Contoh tunjangan meliputi tunjangan kesehatan, tunjangan transportasi, dan tunjangan pendidikan.
Bonus adalah pembayaran tambahan yang diberikan kepada karyawan sebagai bentuk penghargaan atas kinerja atau pencapaian tertentu. PPh 21 akan dipotong dari jumlah bonus yang diterima.
Insentif adalah pembayaran tambahan yang diberikan sebagai insentif atau penghargaan khusus atas prestasi tertentu, seperti mencapai target penjualan.
Uang lembur adalah penghasilan tambahan yang diberikan kepada karyawan jika mereka bekerja melebihi jam kerja normal. PPh 21 akan dipotong dari uang lembur yang diterima.
Objek pajak PPh 21 adalah pendapatan bruto yang diterima oleh karyawan. PPh 21 tidak hanya dikenakan pada gaji pokok, tetapi juga pada seluruh komponen pendapatan karyawan.
Pemotongan PPh 21 dilakukan pada setiap pembayaran penghasilan periodik, seperti gaji bulanan atau pembayaran lainnya sesuai dengan perjanjian antara karyawan dan pemberi kerja.
Ada potensi untuk penyesuaian pajak pada saat pelaporan tahunan, terutama jika ada perubahan dalam status pernikahan, jumlah tanggungan, atau perubahan kondisi keuangan karyawan.
Tarif pajak PPh 21 bersifat progresif, yang berarti semakin tinggi penghasilan karyawan, semakin tinggi tarif pajak yang dikenakan.
Ada beberapa pengaturan dan insentif pajak tertentu yang dapat memengaruhi besaran pajak yang dipotong, seperti pengurangan khusus atau tunjangan pajak tertentu yang dapat diberikan kepada karyawan.
Pemotongan PPh 21 dilakukan untuk memastikan bahwa pajak penghasilan dari karyawan dipungut secara tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Pemberi kerja memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemotongan dan menyetorkan pajak yang dipotong kepada otoritas pajak.
Baca juga: Pengertian, Tarif Pajak, Wajib Pajak dan Contoh Perhitungan PPh 21
Setiap tahun pemerintah memperbaharui aturan mengenai penghitungan PPh sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap penghitungan payroll perusahaan. Selain itu, komponen penggajian lainnya seperti potongan, bonus, BPJS, dan lain-lain tentu harus dihitung secara akurat.
GreatDay HR menyediakan fitur Payroll yang dapat membantu mempermudah penghitungan penggajian termasuk seluruh komponennya. Penghitungan gaji dan pajak yang biasanya memakan waktu berjam-jam jadi lebih cepat, akurat, dan otomatis.
Tunggu apa lagi? Segera berlangganan dan unduh aplikasinya sekarang juga! Dapatkan informasi lebih lengkap dengan klik tautan ini.
Baca juga: Cara Perhitungan PPh 23 yang Tepat & Penjelasannya