Dalam dunia proyek dan kegiatan, TOR merupakan landasan yang kokoh untuk mencapai kesuksesan. Dokumen TOR adalah roadmap yang memberikan arah yang jelas, menyatukan visi, dan mengatur jalannya suatu proyek atau kegiatan dengan lebih terstruktur. Dokumen ini biasanya digunakan dalam konteks proyek yang melibatkan banyak pihak.
Dalam artikel GreatDay HR kali ini, kita akan membahas tentang TOR (Term of Reference) dari mulai pengertian, fungsi, hingga cara membuatnya. Simak selengkapnya untuk ketahui informasi lebih banyak!
Baca juga: Ini Pengertian dan Pentingnya Melakukan Town Hall Meeting bagi Perusahaan
TOR (Term of Reference) adalah sebuah dokumen yang menguraikan gambaran lengkap tentang suatu proyek, tugas, atau kegiatan tertentu. Biasanya, dokumen TOR digunakan dalam konteks proyek atau kegiatan yang melibatkan lebih dari satu pihak atau departemen, seperti proyek pembangunan infrastruktur, penelitian, atau konsultasi.
Dalam dokumen TOR, terdapat informasi rinci mengenai:
Dokumen TOR biasanya disiapkan oleh pihak yang memiliki otoritas atau yang bertanggung jawab atas proyek atau kegiatan. Setelah disepakati oleh semua pihak yang terlibat, dokumen ini menjadi acuan bersama selama pelaksanaan proyek, dan sering kali dianggap sebagai kontrak informal yang mengikat para pihak dalam proyek tersebut.
Baca juga: Ketahui Apa Itu Vendor, Tugas, dan Cara Kerjanya
Fungsi TOR (Term of Reference) sangat penting dalam mengatur pelaksanaan suatu proyek atau kegiatan dengan lebih terstruktur dan terarah. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari dokumen TOR:
Salah satu fungsi utama TOR adalah untuk menguraikan secara terperinci visi dan tujuan dari suatu proyek atau kegiatan. Dokumen ini memberikan pemahaman yang jelas tentang apa yang ingin dicapai dengan proyek tersebut. Dengan memiliki tujuan yang jelas, semua pihak yang terlibat dapat berfokus pada pencapaian hasil yang diinginkan dan memastikan keselarasan dengan strategi lebih luas yang ingin dicapai.
TOR mendefinisikan ruang lingkup proyek secara rinci. Ini mencakup pekerjaan, hasil yang diharapkan, area yang akan dicakup, serta batasan-batasan yang ada dalam proyek tersebut. Dengan adanya definisi lingkup yang jelas, para pihak dapat mengetahui apa yang masuk dan tidak masuk dalam cakupan proyek, menghindari ekspansi tidak terkendali yang bisa menyebabkan proyek melebihi anggaran dan jadwal yang ditetapkan.
TOR menguraikan peran dan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam proyek. Ini mencakup pihak internal dan eksternal yang mungkin berkontribusi dalam proyek. Dengan jelasnya definisi peran dan tanggung jawab, mencegah tumpang tindih dan ketidakjelasan dalam pelaksanaan tugas, sehingga meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas.
Dokumen TOR disusun dengan melibatkan para pihak terkait sehingga menciptakan kesepahaman bersama tentang bagaimana proyek akan dilaksanakan. Ini membantu menciptakan harmoni dalam tim proyek dan meningkatkan kolaborasi di antara mereka. Kesepahaman ini penting untuk menjaga kohesi tim dan mencapai tujuan proyek dengan lebih efektif.
TOR berisi jadwal pelaksanaan dan batas waktu yang harus diikuti dalam proyek. Dengan menyediakan panduan waktu yang terinci, para pihak dapat menyusun rencana kerja yang realistis dan mengidentifikasi kapan target tertentu harus tercapai. Pengaturan jadwal juga memungkinkan pemantauan progres proyek dan identifikasi potensi keterlambatan.
TOR menetapkan kriteria penilaian dan hasil yang diharapkan dari proyek. Dengan adanya kriteria ini, para pihak dapat mengukur kinerja proyek dan mengevaluasi sejauh mana tujuan telah tercapai. Selain itu, kriteria penilaian ini juga memungkinkan pemantauan yang obyektif dan evaluasi proyek yang dapat diukur secara kuantitatif.
TOR membantu mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul selama proyek berlangsung. Dengan mengidentifikasi risiko, tim proyek dapat merencanakan langkah-langkah mitigasi yang tepat untuk mengurangi dampak negatif dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek.
Dokumen TOR dapat digunakan sebagai dasar untuk bernegosiasi dan mencapai kesepakatan antara para pihak yang terlibat dalam proyek. Ini terutama berlaku dalam proyek yang melibatkan pihak eksternal atau mitra. TOR dapat membantu mengklarifikasi persyaratan dan ekspektasi dari masing-masing pihak, sehingga menciptakan kemitraan yang lebih kuat dan saling menguntungkan.
TOR membantu mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan proyek. Ini termasuk anggaran, tenaga kerja, bahan, dan peralatan. Dengan adanya pengaturan sumber daya yang baik, proyek dapat berjalan dengan lebih lancar dan efisien.
Dokumen TOR juga berfungsi sebagai acuan bagi tim proyek untuk melakukan pelaporan dan komunikasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders). Hal ini penting untuk memberi tahu pihak-pihak yang berkepentingan tentang perkembangan proyek, tantangan yang dihadapi, dan hasil yang telah dicapai.
Baca juga: Partnership: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya Bagi Bisnis
Membuat TOR (Term of Reference) yang benar membutuhkan perencanaan yang cermat dan detail. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat TOR yang efektif dan lengkap:
Langkah pertama dalam membuat TOR adalah mengidentifikasi dengan jelas kebutuhan dan tujuan proyek atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Pastikan tujuan yang ditetapkan spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu. Diskusikan dengan semua pihak terkait untuk memastikan pemahaman yang tepat tentang kebutuhan proyek dan bagaimana proyek tersebut akan mendukung tujuan lebih luas organisasi atau inisiatif.
Definisikan ruang lingkup proyek secara rinci. Jelaskan secara terperinci tentang pekerjaan yang akan dilakukan, area yang akan dicakup, serta batasan-batasan yang ada dalam proyek. Hindari membuat lingkup terlalu luas atau ambigu, karena hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam pelaksanaan proyek atau bahkan menyebabkan proyek melebihi anggaran dan jadwal yang ditetapkan.
Tentukan semua pihak yang terlibat dalam proyek atau kegiatan. Ini mencakup anggota tim proyek, mitra, pemangku kepentingan (stakeholders), dan departemen atau unit terkait. Identifikasi juga peran masing-masing pihak dan bagaimana mereka akan berkontribusi dalam proyek.
Jelaskan dengan jelas peran dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terlibat dalam proyek. Pastikan setiap tugas dan tanggung jawab diuraikan secara rinci untuk menghindari kebingungan dan tumpang tindih. Jika ada pihak eksternal atau mitra yang terlibat, pastikan bahwa peran dan tanggung jawab mereka juga telah disepakati dengan jelas.
Susun rencana kerja yang rinci untuk mencapai tujuan proyek. Tetapkan batas waktu untuk setiap tugas dan tahap proyek. Jelaskan bagaimana tugas-tugas tersebut akan diurutkan dan bagaimana kemajuan proyek akan dipantau. Jadikan jadwal pelaksanaan yang realistis dan sesuai dengan kapasitas tim.
Jelaskan metode atau pendekatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek. Metodologi ini akan tergantung pada jenis proyek atau kegiatan yang akan dilakukan. Misalnya, jika proyek melibatkan penelitian, jelaskan metode penelitian yang akan digunakan. Pastikan pilihan metodologi dan pendekatan tersebut dapat mendukung pencapaian tujuan proyek dengan efisien.
Tentukan kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan proyek. Kriteria ini harus objektif, terukur, dan sesuai dengan tujuan proyek. Misalnya, jika proyek bertujuan meningkatkan efisiensi operasional, kriteria penilaian dapat berupa angka persentase pengurangan biaya atau waktu proses.
Identifikasi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan proyek, termasuk anggaran, tenaga kerja, bahan, dan peralatan. Tetapkan batas anggaran untuk masing-masing elemen proyek. Pastikan bahwa anggaran yang ditetapkan mencakup semua kebutuhan proyek dan memungkinkan pelaksanaan proyek secara efektif.
Lakukan analisis risiko untuk mengidentifikasi potensi risiko yang dapat mengganggu pelaksanaan proyek. Setelah identifikasi risiko dilakukan, susun strategi mitigasi untuk mengatasi setiap risiko yang teridentifikasi. Ini termasuk langkah-langkah pencegahan dan tindakan perbaikan jika risiko tersebut terjadi.
Sebelum dokumen TOR final disusun, lakukan konsultasi dengan semua pihak yang terlibat dalam proyek. Diskusikan dan validasi TOR dengan para anggota tim proyek, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya. Pastikan bahwa semua pihak memahami dan setuju dengan isi dokumen tersebut.
Susun dokumen TOR dengan jelas dan ringkas. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat. Pastikan dokumen mencakup semua elemen yang telah diidentifikasi sebelumnya, seperti tujuan, lingkup, rencana kerja, metode, kriteria penilaian, anggaran, dan strategi mitigasi risiko.
Setelah semua konsultasi dan perbaikan dilakukan, finalisasi dokumen TOR. Mintalah persetujuan dari semua pihak yang terlibat dalam proyek. Pastikan bahwa semua pihak yang relevan telah menandatangani dan menyetujui dokumen tersebut sebagai acuan bersama selama pelaksanaan proyek.
Setelah dokumen TOR disetujui, gunakan sebagai panduan selama pelaksanaan proyek. Pantau progres proyek secara berkala dan lakukan penyesuaian jika diperlukan. Jika ada perubahan dalam lingkungan proyek atau kebutuhan yang muncul, selalu perbarui dan komunikasikan kepada semua pihak yang terlibat.
Baca juga: Etika Kerja dan Tanggung Jawab Sosial: Panduan untuk Menyelaraskan Prinsip Bisnis dan Nilai Manusia
Selain dengan membuat TOR, perusahaan perlu memonitor kinerja dan aktivitas karyawan atas projek yang sedang dikerjakan. Hal tersebut perlu dilakukan agar segalanya lebih terarah dan terkontrol, demi tercapainya tujuan dan perkembangan yang lebih baik.
Demi pengawasan yang lebih efektif, GreatDay HR menyediakan fitur Basic Operasional yang memudahkan perusahaan untuk memonitor kegiatan operasional dan kinerja karyawannya. Pemberian feedback, pendelegasian tugas, pengisian timesheet, hingga rekam kegiatan kerja bisa dilakukan di satu aplikasi saja.
Segera berlangganan dan download aplikasi GreatDay HR untuk pengawasan operasional yang lebih efisien. Untuk informasi selengkapnya, klik di sini!
Baca juga: Definisi Regulasi dan Pengertiannya di Dunia Bisnis