Omicron adalah varian terbaru dari virus Covid-19 yang saat ini sedang menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat Indonesia. Setelah sebelumnya kondisi pandemi di Indonesia mulai membaik, keadaan kembali siaga akibat kemunculan varian baru tersebut.
Hal itu disebabkan oleh temuan bahwa virus corona varian Omicron telah masuk ke Indonesia beberapa waktu lalu. Berdasarkan pernyataan dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, Kasus pertama yang terdeteksi adalah pada seorang petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet, Jakarta.
Dikatakan bahwa virus varian Omicron ini penularannya lebih cepat dengan gejala yang berbeda dengan varian sebelumnya, bahkan kebanyakan muncul tanpa gejala. Namun, gejala yang ditimbulkan oleh virus varian ini cenderung lebih ringan dibandingkan dengan varian Corona lainnya.
Kali ini kami akan mengulas tentang penjelasan terkait apa itu omicron, bagaimana gejalanya, dan dampaknya terhadap lingkungan kerja saat ini. Untuk mengetahui lebih banyak, yuk simak ulasannya!
Baca juga: Antisipasi Corona dengan WFH Yuk!
Omicron merupakan varian baru virus Corona yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada 24 November 2021 lalu. WHO (World Health Organization) mengkategorikan varian Omicron ini sebagai varian virus Corona sebagai Varian of Concern ((VoC).
VoC merupakan kategori tertinggi untuk varian virus Covid-19 yang berkaitan dengan tingkat penularan, gejala penyakit, risiko infeksi ulang, dan pengaruh terhadap kinerja vaksin. Penamaan Omicron sendiri diambil dari bahasa Yunani yang artinya “O kecil.
WHO menggunakan alfabet Yunani secara berurutan dalam penamaan varian virus Corona sejak bulan Mei lalu. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan setiap orang dalam membahas dan mengingat varian-varian virus Corona.
Meskipun demikian, WHO melewatkan sejumlah urutan alfabet Yunani dalam penamaan varian baru ini, yaitu “nu” dan “xi”. WHO mengungkapkan bahwa hal tersebut dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu terkait pemaknaan dan hal lain. Untuk huruf “nu” sengaja dilewati untuk menghindari kebingungan dalam pemaknaan karena pelafalannya mirip dengan kata “new” yang artinya baru. Hal tersebut dikatakan dapat berpotensi mengacaukan pemaknaan.
Sedangkan huruf “xi” dilewati karena “xi” merupakan nama umum yang dipakai di Tiongkok. Contohnya nama pemimpin Tiongkok yang bernama Xi Jinping. Dalam hal ini, WHO menghindari huruf “xi” agar tidak menyinggung tokoh pemimpin tersebut dan menimbulkan stigma.
Penyebab penularan Omicron masih sama dengan varian-varian virus Corona sebelumnya yaitu melalui kontak fisik atau bersentuhan baik secara langsung ataupun tidak, melalui udara, keringat, air liur, dan lain sebagainya. Namun, yang membedakan antara varian Omicron dan varian-varian lainnya adalah gejalanya.
Gejala yang ditimbulkan oleh Omicron dapat dikatakan cenderung lebih ringan. Namun, para ahli kesehatan melihat sepertinya ada beberapa gejala yang unik yang ditimbulkan oleh Omicron dan muncul di momen tertentu. Salah satu gejala yang dimaksud tersebut adalah terkait pencernaan yaitu diare saat buang air besar. Menurut John Hopkins Medicine, sekitar lebih dari 20% pasien covid-19 mengalami diare sebagai gejala awal setelah terpapar virus varian Omicron.
Selain itu, kecurigaan infeksi terhadap varian Omicron ini juga bisa lebih besar jika timbul diare disertai gejala mirip flu. Gejalanya sendiri ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam. Namun, yang menjadi perhatian khusus dan membuat Omicron berkategori VoC adalah tingkat penularannya yang lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan dengan varian lainnya. Selain itu, kebanyakan pasien yang terpapar virus Omicron tidak menunjukkan gejala seperti varian lainnya, atau dapat dikatakan tanpa gejala.
Sebelumnya diberitakan bahwa sejumlah pasien di Inggris mengeluhkan masalah kesehatan berupa diare parah yang muncul saat buang air besar dan gejala flu biasa. Tidak seperti varian-varian Corona yang lain yang gejalanya lebih mudah dikenali, varian Omicron gejalanya hanya dapat dipastikan jika melakukan tes PCR atau Swab secara menyeluruh.
Meski begitu, penting diketahui bahwa diare dan flu bukanlah satu satunya gejala infeksi varian Omicron.
Tanda-tanda paling umum dari gejala infeksi varian virus Omicron terungkap setelah pasien mencatat sederet keluhan yang dirasakan pada saat terserang virus dalam Studi ZOE Covid. Beberapa gejala yang muncul saat terpapar virus Omicron adalah sebagai berikut.
Selain gejala-gejala di atas, dilaporkan ada gejala mual dan refluks asam yang diderita sebanyak 18% pasien yang terserang varian virus Omicron. Kemudian, gejala yang kurang umum yang dilaporkan diderita oleh pasien adalah perut kembung, sendawa, muntah-muntah, dan sakit perut.
Baca juga: Penghasilan Terbatas Saat Pandemi? Yuk Simak Peluang Bisnis di Tengah Corona
Sejak ditemukannya kasus pertama Omicron di Indonesia, pemerintah menghimbau kepada seluruh masyarakat, terutama yang bekerja di perkantoran untuk kembali melakukan WFH (Work From Home) atau bekerja dari rumah dengan persentase >75%. Namun, jika ditemukan ada kasus Omicron dalam lingkungan kerja, maka dihimbau agar sistem WFH diberlakukan 100% dan dilakukan tes PCR atau swab antigen kepada seluruh karyawan.
Kemudian, jika keadaan sudah mulai membaik di lingkungan kerja maka diperbolehkan melakukan WFO (Work From Office) dengan persentase yang ditentukan atas pertimbangan dan kebijakan perusahaan serta peraturan pemerintah. Syarat lainnya adalah bahwa karyawan yang bekerja di kantor wajib melakukan tes PCR atau swab antigen dan dinyatakan negatif, tidak memiliki keluhan kesehatan, dan telah melakukan vaksin dosis lengkap.
Selain itu, penerapan protokol kesehatan di lingkungan kerja wajib dilakukan dan dimaksimalkan, seperti penggunaan masker selama berada di dalam atau di luar kantor, hand sanitizer, mencuci tangan, menjaga jarak, melakukan survei kesehatan untuk tracing penyebaran harian, dan lain-lain. Penggunaan aplikasi Peduli Lindungi juga wajib diterapkan untuk mengontrol penyebaran dan penggunaan protokol kesehatan kantor dan tempat-tempat publik lainnya.
Saat ini pemerintah juga terus melakukan metode surveilans karena jumlah kasus Omicron di Indonesia semakin bertambah. Sedangkan, metode genome sequencing lebih diarahkan untuk menganalisa pola penyebaran kasusnya di Indonesia.
Baca juga: Pengertian Work From Home dan Tips Agar Tetap Produktif
Penyebaran varian Omicron yang meningkat pesat saat ini membuat pemerintah dan masyarakat menjadi semakin waspada. Peningkatan dan pemaksimalan protokol kesehatan di tempat-tempat umum yang rawan kerumunan terutama di kantor dilakukan untuk mengendalikan tingkat penyebaran virus.
Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan mulai memberlakukan kembali sistem bekerja dengan kapasitas >75% WFH dan/atau Hybrid jika keadaan di lingkungan kerja sudah mulai kondusif. Namun, beberapa karyawan merasa kesulitan ketika melakukan WFH karena fasilitas atau motivasi bekerja menjadi berkurang dibandingkan dengan bekerja di kantor. Selain itu, dokumen-dokumen atau data-data terkait pekerjaan sebagian besar disimpan di kantor dan ada pula yang hanya diakses ketika berada di kantor saja.
Tapi jangan khawatir, Anda tetap bisa melakukan pekerjaanmu dengan baik dengan GreatDay HR. Di aplikasi GreatDay HR Anda dapat mengelola absensi karyawan dengan lebih praktis. Anda juga dapat dengan mudah mengawasi dan mendokumentasikan pekerjaan Anda melalui fitur Rekam Aktivitas. Selain itu, fitur-fitur lainnya seperti fitur untuk pengajuan cuti, klaim, timesheet, payroll, bahkan conference call dapat membantu mempermudah pekerjaan Anda. Semua itu dapat diakses dari ponsel pintar Anda.
Tunggu apa lagi? Segera unduh aplikasi GreatDay HR dan dapatkan demonya!