Dalam dunia akuntansi istilah debit maupun kredit sudah sangat familiar dan menjadi dua komponen penting dalam menghitung laporan keuangan. Sangat perlu untuk memhami kedua istilah ini, karena merupakan dasar untuk mengerjakan pembukuan dan meminimalisir kesalahan saat melakukan posting transaksi.
Selain itu dalam memasukan data pada jurnal, debit dan kredit harus seimbang. Jika tidak maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada kesalahan yang terjadi. Dengan mengerti pemahaman debit dan kredit lebih dalam, diharapkan Anda dapat mengerjakan pembukuan secara benar dan tanpa kesalahan saat posting transaksi.
Perlu diketahui lebih lanjut bahwa dalam melakukan pencatatan kronologis transaksi aktifitas bisnis perusahaan, jumlah debit dan kredit harus sama atau seimbang. Jika tidak otomatis Anda telah melakukan kesalahan dalam posting nominal di jurnal yang kamu kerjakan.
Baca juga: 5 Jenis Laporan Keuangan Dalam Akutansi
Ilmu akutansi ini awalnya ditemukan oleh Luca Pacioli yang berprofesi sebagai sebagai pendeta dari Ordo Fransiskus. Dalam bukunya yang berjudul Summa de Arithmetica Geometria, Proportioni et Proportionalita pada tahun 1494, ia menjelaskan akutansi dalam dua bab yang dibahas dalam bukunya.
Dari pengelompokan di atas bagian 1,2, dan 3 masuk dalam akun pada laporan keuangan balance sheet. Sementara itu sisanya adalah kelompok akun yang tercantum pada laporan keuangan income statement.
Perlu diingat saat membuat transaksi nantinya akan mempengaruhi paling sedikit dua akun. Sebutkanlah jika terjadi transaksi pembelian secara kredit, maka akun yang terpengaruh adalah fixed assets (debit) sedangkan lawannya adalah utang usaha (debit).
Baca juga: Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur, Jenis dan Manfaatnya
Sederhananya kelompok akun yang berada pada sebelah kiri (assets), harus dicatat pada sisi debit jika nilainya bertambah. Sedangkan akun lawannya berada pada sisi kredit (kiri). Agar semakin mudah untuk dapat dimengerti berikut adalah contoh yang kami berikan.
Berikut ini ada beberapa contoh posisi debit dan kredit yang terdapat di transaksi umum pada sebuah bisnis
Contoh Kasus | Debit | Kredit |
Menjual barang secara tunai | Piutang | Pendapatan |
Menjual barang secara kredit | Piutang | Pendapatan |
Membeli keperluan secara tunai | Perlengkapan | Kas |
Membeli keperluan secara kredit | Perlengkapan | Utang Dagang |
Terjadi pelunasan piutang usaha | Kas | Piutang dagang |
Membeli fixed asset secara kredit | Fixed assets | Utang Dagang |
Membeli inventory tunai | inventory | Kas |
Membeli inventory kredit | Inventory | Utang Dagang |
Membayar gaji karyawan | Expenses | Kas |
Semoga dengan penjelasan singkat di atas, Anda akan lebih memahami posisi transaksi yang dilakukan dalam laporan keuangan. Namun jauh dari itu pencatatan ini juga berfungsi agar mengetahui keluar masuk uang perusahaan, dan meminimalisir kemungkinan over budget.