Apakah menjadi seorang manajer berarti secara otomatis juga menjadi seorang pemimpin (leader) yang baik? Apakah ada perbedaan manajer dan leader yang perlu diketahui? Kemudian, apa perbedaan antara manajemen dan kepemimpinan? Secara garis besar, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dan pertanyaan lain yang terkait bisa Anda temukan di dalam ulasan berikut ini. Selamat membaca!
Secara garis besar, perbedaan untama antara manajer dengan leader alias pemimpin adalah bahwa seorang manajer memiliki orang-orang atau bawahan yang bekerja untuknya. Sementara itu, seorang pemimpin mampu membuat orang-orang untuk mengikutinya. Hal tersebut adalah alasan fundamental yang melandasi perbedaan manajemen dan kepemimpinan.
Karena itu, untuk menjadi seorang pemilik bisnis yang sukses, Anda perlu memiliki karakteristik keduanya – seorang manajer dan pemimpin. Mulai dari karakteristik hingga visi misi seorang leader maupun manajer, semuanya dikombinasikan dengan cermat untuk membantu Anda melangkah menuju kesuksesan sebagai seorang pelaku usaha.
Perbedaan tersebut juga yang menjadi jawaban atas pertanyaan soal perbedaan pemimpin dan pimpinan. Sebab, seorang pimpinan cenderung hanya akan memberikan instruksi atau perintah yang wajib dikerjakan oleh karyawan atau bawahannya, tanpa menjadi contoh yang bisa menginspirasi orang lain agar mengikuti apa yang ia lakukan dan capai. Singkatnya, seorang pimpinan hanya sebatas menjadi bos. Sementara pemimpin mampu menjadi inspirasi atau contoh.
Kepemimpinan juga berkaitan dengan bagaimana Anda mengajak orang lain untuk memahami dan ikut memercayai visi yang Anda miliki. Kemudian, Anda mengajak mereka untuk bekerja dan berjuang bersama Anda dalam mencapai tujuan. Dengan begitu, menjadi seorang pemimpin berarti berjalan dan berusaha bersama-sama dengan orang lain.
Baca juga: 4 Cara Membuat Meeting Anda Menjadi Lebih Efektif
Kemudian, apakah ada perbedaan pemimpin dan kepemimpinan? Jawaban atas pertanyaan ini berkaitan dengan tata bahasa, karena meskipun keduanya sama-sama masuk ke dalam kategori kata benda alias nomina, pemimpin digunakan untuk mengacu pada seseorang. Sementara itu, kepemimpinan merujuk pada tindakan, sikap, atau karakteristik yang dimiliki seseorang. Jadi, secara garis besarnya, seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki kepemimpinan.
Untuk lebih mempermudah Anda dalam memahami perbedaan antara manajer dan pemimpin, Anda bisa simak dari sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing dari kedua kategori tersebut.
Baca juga: Cara Mengelola Karyawan Paling Mudah, HRD Wajib Tahu!
Untungnya, berbagai karakter pemimpin yang baik adalah sifat-sifat yang tidak ditentukan oleh faktor keturunan. Artinya, siapa saja bisa menjadi pemimpin dengan berlatih. Nah, beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk melatih diri agar bisa menjadi pemimpin bisa Anda temukan dalam ulasan berikut ini.
Tujuan dari pendelegasian tugas kepada tim bukanlah agar beban tugas Anda berkurang. Justru dengan cara ini, Anda akan bantu menumbuhkan rasa tanggung jawab di dalam diri tim dan membuat mereka menyadari kontribusi penting yang dapat mereka berikan. Tentunya, hal ini perlu didukung dengan kemampuan berkomunikasi agar maksud yang Anda inginkan tersampaikan dengan jelas.
Selain memberikan tugas kepada tim, Anda juga perlu sampaikan juga soal apa yang ingin Anda capai ebrsama dengan mereka, dan buat mereka menyadari bahwa tugas yang didelegasikan kepada mereka memiliki kontribusi besar dalam kemajuan perusahaan. Pada intinya, buat tim menyadari apa yang jadi tujuan mereka, ekspektasi apa yang Anda inginkan dari mereka, serta hasil yang diharapkan.
Poin ini memang bisa jadi terdengar remeh, tapi sebenarnya menjadi faktor penentu yang membedakan Anda sebagai seorang pemimpin atau hanya seorang atasan, pimpinan, atau manajer. Sebab, dengan membuat tim tahu dan sadar apa yang menjadi tujuan Anda dari tugas-tugas yang mereka kerjakan, tim tidak akan merasa seperti hanya disuruh-suruh saja. Dengan begitu, tim juga akan terinspirasi untuk “mengadopsi†tujuan Anda, sehingga tujuan bisnis pun benar-benar bisa menjadi tujuan bersama.
Contohnya Anda ingin menerapkan aplikasi absensi karyawan Excel karena dianggap lebih mudah untuk digunakan dan datanya lebih praktis untuk dikelola. Daripada sekadar hanya memberikan tugas untuk mengelola data absensi karyawan dari aplikasi HRD atau aplikasi absensi karyawan yang digunakan, jelaskan kepada tim apa tujuan utama Anda menggunakan aplikasi tersebut. Misalnya, tujuannya adalah agar tim bisa lebih fokus dalam melaksanakan beragam program pengembangan karyawan yang berkontribusi pada kemajuan dan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Atau, aplikasi tersebut mungkin digunakan untuk meminimalisir risiko kesalahan dalam kalkulasi gaji, yang pastinya bisa sangat merepotkan tim HRD apabila ada kekeliruan dalam penghitungan atau pendataan.
Keterbukaan ini berkaitan dengan membuka diri terhadap masukan, kritik, maupun jenis feedback apapun dari tim Anda. Selain menjadi masukan bermanfaat yang bisa membangun diri Anda agar bisa jadi pemimpin yang lebih baik, sikap keterbukaan ini juga akan memupuk kepercayaan dan keyakinan diri di dalam hati masing-masing anggota tim bahwa opini mereka dipandang berharga, terlepas dari posisi mereka di dalam struktur organisasi perusahaan.
Untuk mengetahui apakah tim telah sukses dalam menjalankan sebuah tugas atau belum, tentukan ukuran yang dijadikan patokan untuk menentukan tingkat keberhasilan. Dalam implementasi aplikasi absensi karyawan Excel misalnya, alat ukur untuk menentukan bahwa pengelolaan sistem absensi tersebut berhasil atau tidak adalah jumlah komplain karyawan karena salah penghitungan upah di bawah 10 tiap bulannya.