Dalam dunia usaha terdapat berbagai macam jenis perusahaan, yaitu perusahaan ekstraktif, perusahaan agraris, perusahaan industri, perusahaan perdagangan, perusahaan manufaktur, dan lainnya. Menurut Undang-Undang No.3 Tahun 1982, pengertian perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang bersifat tetap, terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara republik Indonesia yang bertujuan memperoleh keuntungan (laba).
Kali ini, GreatDay HR akan fokus membahas tentang salah satu jenis perusahaan, yaitu perusahaan manufaktur. Perusahaan jenis ini memiliki ruang lingkup lapangan usaha dengan mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi atau bahan setengah jadi sehingga barang tersebut menjadi barang siap pakai.
Secara teknis, Pengertian manufaktur adalah kegiatan pengolahan bahan mentah melalui proses kimia dan fisika dalam mengubah suatu bentuk, sifat, serta tampilan untuk membuat sebuah produk. Selain itu manufaktur sendiri mencakup mengenai perakitan berbagai bahan hingga menjadi suatu produk. Dari sisi ekonomi, manufaktur adalah kegiatan transformasi suatu bahan mentah menjadi suatu produk yang memiliki bentuk, serta nilai jual.
Menurut CIRP pada tahun 1983 menjelaskan tentang manufacturing, dia menjelaskan bahwa manufacturing merupakan tahapan dalam pembuatan produk yang meliputi tentang desain produk, pemilihan barang, perencanaan, manufaktur, kualitas, dan lain-lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang melakukan proses transformasi produk dari bahan mentah menjadi suatu produk yang dapat dijual dan menghasilkan keuntungan.
Bisnis manufaktur bisa sangat sederhana, dengan hanya beberapa bagian yang diperlukan untuk perakitan, atau bisa sangat rumit, dengan ratusan bagian yang dibutuhkan untuk membuat produk jadi. Dibandingkan dengan bisnis lain, bisnis manufaktur biasanya memiliki lebih banyak peraturan hukum dan undang-undang lingkungan yang harus ditangani. Hal-hal ini dapat berkisar dari undang-undang ketenagakerjaan hingga masalah lingkungan dan polusi.
Perusahaan manufaktur bertanggung jawab untuk merakit barang akhir, seperti laptop, lemari es atau jam tangan, atau memproduksi suku cadang dan komponen yang digunakan oleh produsen lain untuk menghasilkan produk yang lebih kompleks seperti mobil atau pesawat terbang. Disisi lain, wholesaler adalah perantara antara produsen dan pengecer (atau konsumen akhir). Perusahaan membeli produk dalam jumlah besar dari produsen dan menjualnya kembali dalam jumlah yang lebih kecil dengan harga yang lebih tinggi.
Baca juga: Definisi Regulasi dan Pengertiannya di Dunia Bisnis
Ada tiga tipe utama produksi manufaktur: make-to-stock (MTS), make-to-order (MTO), dan make-to-assemble (MTA).
Strategi manufaktur tradisional yang mengandalkan data penjualan masa lalu untuk memperkirakan permintaan konsumen dan merencanakan aktivitas produksi terlebih dahulu. Kelemahan dari strategi ini adalah ia menggunakan data masa lalu untuk memprediksi permintaan di masa depan, yang meningkatkan kemungkinan perkiraan meleset, meninggalkan produsen dengan stok terlalu banyak atau tidak cukup.
Strategi ini memungkinkan pelanggan untuk memesan produk yang disesuaikan dan diproduksi sesuai spesifikasi mereka. Proses pembuatan dimulai hanya setelah pesanan diterima, sehingga waktu tunggu pelanggan lebih lama, tetapi risiko persediaan yang berlebihan dipotong.
Strategi MTA yaitu mengandalkan perkiraan permintaan untuk menyimpan bahan dasar suatu produk, tetapi mulai merakitnya setelah pesanan diterima. Ini adalah campuran dari pendekatan MTS dan MTO. Pelanggan dapat menyesuaikan produk dan menerimanya lebih cepat karena produsen memiliki bahan dasar yang sudah siap, tetapi jika pesanan tidak masuk, produsen terjebak dengan stok bahan mentah yang tidak diinginkan.
Ketiga tipe bisnis manufaktur memiliki risiko tertentu. Memproduksi terlalu banyak barang menyebabkan kerugian finansial karena uang terikat pada persediaan yang tidak diinginkan; memproduksi terlalu sedikit berarti tidak memenuhi permintaan, yang dapat menyebabkan pelanggan beralih ke persaingan dan menyebabkan penurunan penjualan bagi produsen. Untuk mengurangi risiko, semua jenis bisnis manufaktur harus fokus pada menjaga biaya produksi tetap rendah, menjaga kontrol kualitas yang baik, dan berinvestasi dalam manajemen penjualan yang sangat baik.
Elektronik mempunyai kesamaan dengan industri otomotif, dimana perusahaan manufaktur industri elektronik menggunakan teknologi yang tinggi dalam membuat suatu barang. Pengembangan dan produksi perangkat elektronik konsumen dan teknologi informasi untuk bisnis seperti peralatan telekomunikasi menjadi hasil utama dari produksi manufaktur elektronik. Seperti Televisi, Komputer, Laptop, Handphone, Kulkas, AC, Kipas Angin, Dispenser, Kompor Listrik, dan lain-lain.
Baca juga: Ekonomi Kreatif, Gelombang Baru Perekonomian
Industri ini bergerak dengan memanfaatkan teknologi tingkat tinggi untuk melakukan proses produksi. Perusahaan manufaktur dalam bidang otomotif mencakup pembuatan alat angkut dan kendaraan, termasuk industri ringan seperti manufaktur mobil dan industri berat seperti dirgantara dan pembuatan kapal
Dalam industri ini, produk yang dihasilkan adalah plastik. Dimana memproses bahan mentah kimia menjadi plastik yang digunakan oleh banyak orang. Meskipun industri ini mulai menurun karena efek buruknya, hingga saat ini perusahaan plastik dan bahan kimia masih berjalan.
Hasil dari industri ini adalah infrastruktur dan alat berat. Umumnya, industri ini juga menyediakan peralatan untuk manufaktur dan konstruksi dalam bidang pertambangan dan perkebunan.
Kerajinan merupakan suatu industri yang banyak digunakan oleh perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia.Dalam industri kerajinan, produk biasanya dibuat dengan tangan dan sedikit bantuan dari mesin. Banyak sekali hasil kerajinan dari Indonesia dikirim ke luar negeri. Ada banyak sekali jenis produk yang berasal dari industri kerajinan contohnya seperti kain tenun, pahatan dari kayu maupun batu, dan lain-lain.
Baca juga: Industri Kreatif dan Kontribusinya dalam Perekonomian Indonesia
Barang konsumsi yang dimaksud adalah barang yang terus dikonsumsi oleh customer secara terus menerus, seperti makanan dan minuman, kosmetik, perlengkapan mandi, dan lainnya. Kebutuhan manusia yang terus meningkat, menjamin industri ini untuk terus berjalan bahkan terus meningkatkan jumlah produksinya tiap tahun.
Industri bahan bangunan biasanya menciptakan produk seperti batu bata, keramik, kaca, yang dibutuhkan pada saat melakukan pembangunan gedung atau rumah. Meskipun industri ini terlihat tidak menonjol tetapi produk dari industri ini dibutuhkan oleh semua orang.
Tekstil dan garmen merupakan salah satu industri perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia. Industri tekstil ini berjalan dengan mengolah kapas menjadi benang, lalu benang menjadi suatu kain, dan kain tersebut dapat diolah kembali menjadi suatu pakaian seperti baju, celana dan lain-lain. Industri tekstil dan garmen ini membutuhkan banyak sekali tenaga kerja. Sehingga tidak heran ada banyak sekali masyarakat Indonesia yang bekerja di perusahaan manufaktur tekstil dan garmen.
Perusahaan manufaktur harus menerapkan mengenai proses pengerjaan suatu barang agar menjadi lebih efektif. Sistem yang bagus dalam perusahaan manufaktur adalah penerapan sistem lean manufacturing. Penerapan sistem ini akan meningkatkan produktivitas pekerja, memiliki nilai efisiensi, serta unggul dalam operasional perusahaan. Berikut ini penerapan sistem lean manufacturing antara lain:
Pull system adalah penarikan material dilakukan pada waktu saat dibutuhkan saja. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas dan dapat merespon dengan lebih cepat apa yang menjadi kebutuhan pelanggan, juga menghindari terjadinya pemborosan.
Sebagai perusahaan manufaktur yang berfokus pada kegiatan produksi, perlu selalu menjaga peningkatan kualitas produk yang diproduksi. Kualitas yang terjaga, akan berdampak pada kepuasan setiap pelanggan yang membeli produk tersebut. Dengan demikian, jumlah pembeli akan terus meningkat.
Dalam setiap bisnis, perencanaan merupakan suatu hal yang penting dan krusial untuk pengembangan usaha dan produk. Tujuan dibuatnya perencanaan ini adalah untuk mengurangi terjadinya pemborosan ataupun terjadinya produksi yang gagal.
Perbaikan terus menerus harus dilakukan oleh setiap bisnis, tidak hanya pada perusahaan manufaktur. Adanya perbaikan dan evaluasi rajin akan mempengaruhi terhadap jalannya roda ekonomi dalam perusahaan
Baca juga: Apa itu Profesional? Pengertian, Kode Etik, Ciri, dan Cara
Dikutip dari situs Karawang New Industry City atau KNIC. Perusahaan manufaktur mempunyai beberapa proses bisnis, diantaranya adalah;
Strategi pengambilan keputusan (decision making) adalah salah satu poin penting untuk bisa meningkatkan kinerja perusahaan manufaktur. Dalam sistem ini, pengambilan keputusan yang cepat tepat dan akurat menjadi salah satu cara efektif yang dibutuhkan pada saat proses produksi berlangsung.
Menurut Badan Statistik Indonesia tahun 2019, Indonesia memiliki 32.209 perusahaan manufaktur yang masih aktif. Perusahaan manufaktur identik dengan pabrik besar yang memiliki fokus mengelola bahan mentah menjadi barang jadi dan dapat dijual. Perusahaan manufaktur tidak terpaku pada 1 tipe tertentu, terdapat 3 tipe yang dapat menyesuaikan jenis dari perusahaan manufaktur masing-masing. Perlu diketahui, perusahaan manufaktur sering disebut dengan produsen.