Turnover karyawan merupakan salah satu hal yang kerap dihadapi oleh perusahaan pasca libur Lebaran. Pasalnya, beberapa karyawan, terutama yang telah memiliki masa kerja satu tahun atau lebih, mulai mencari pekerjaan lain.
Hal itulah yang menyebabkan banyaknya lowongan pekerjaan dibuka setelah libur Lebaran. Turnover karyawan setelah libur Lebaran, salah satu penyebabnya adalah karena merasa sudah cukup memiliki pengalaman atau ada hal yang tidak merasa nyaman bekerja di suatu perusahaan.
Jika demikian, mengapa menunda pasca libur Lebaran? Karena mereka menunggu pemberian THR yang kemungkinan dijadikan sebagai pegangan selama tidak bekerja atau dalam proses melamar pekerjaan baru.
Artikel kali ini akan membahas tentang faktor penyebab turnover karyawan setelah libur Lebaran. Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui informasi lebih lengkapnya!
Baca juga: Employee Turnover – Sebab Akibat dan Cara Mengendalikannya
Turnover karyawan adalah aktivitas pergantian karyawan suatu Perusahaan yang disebabkan oleh faktor penentu terjadinya perpindahan karyawan tersebut baik secara sukarela maupun tidak. Dapat dikatakan bahwa turnover karyawan adalah momen di mana karyawan di perusahaan mengajukan resign atau pengunduran diri.
Penyebab turnover karyawan di perusahaan, terutama pasca libur Lebaran, bermacam-macam. Dari mulai alasan pribadi yang berasal dari dorongan karyawannya sendiri hingga faktor luar, seperti adanya tawaran baru yang lebih menarik dan lain sebagainya.
Fenomena turnover karyawan merupakan hal yang biasa dan wajar terjadi di dunia kerja. Namun, yang menjadi perhatian adalah tingkat turnover karyawan yang meningkat setelah libur Lebaran. Pasalnya, libur Lebaran merupakan patokan seseorang menunda untuk mengajukan pengunduran diri setelah mendapatkan hak tunjangan berupa THR.
Baca juga: Bagaimana Cara Terbaik Untuk Memotivasi Karyawan dan Meningkatkan Performa Perusahaan?
Alasan karyawan Anda Resign bisa jadi sudah merasa tidak cocok lagi dengan Perusahaan baik dari segi lingkungan, masalah intern, masalah personal, mencari kesempatan kerja yang lebih baik, dan berbagai alasan lainnya. Namun kenapa harus setelah momen lebaran? Berikut ini penjelasannya:
Pemberian THR yang sebesar satu bulan gaji atau yang ditentukan dari dedikasi dan target. Tunjangan ini sangat dinantikan oleh karyawan Anda yang telah bekerja setahun penuh untuk Anda maupun Perusahaan. Karyawan yang ingin resign lama sebelum lebaran akan menunggu untuk menantikan momen yang sangat sayang untuk dilewatkan ini.
Bukan lagi hal yang mengejutkan banyaknya karyawan yang mengajukan resign membuat banyak pula posisi kerja yang kosong. Maka dari itu HR akan bekerja ekstra untuk mencari banyaknya potensi pencari kerja untuk mencari pengisi kekosongan dan juga posisi baru lainnya. Sekarang banyak portal pencari kerja online yang sangat mudah diakses dan juga terpercaya. Hal ini merupakan momen yang tepat untuk memulai awal yang baru bagi karyawan yang resign.
Faktor lainnya yang menjadi penyebab turnover karyawan, terutama pasca libur Lebaran adalah faktor usia. Karyawan yang lebih muda lebih mungkin untuk keluar dari perusahaan. Tingkat turnover yang cenderung tinggi pada karyawan yang berusia muda biasanya disebabkan karena karyawan tersebut masih memiliki keinginan untuk mencoba pekerjaan yang lain.
Turnover lebih banyak terjadi pada karyawan dengan masa kerja yang lebih singkat. Interaksi dengan usia dan kurangnya sosialisasi awal merupakan keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya turnover.
Beban kerja yang terlalu berat dapat mengakibatkan karyawan menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Hal ini yang seringkali membuat karyawan tidak merasa nyaman di tempat kerja. Beban kerja yang berlebihan atau jobdesc yang tidak menentu salah satunya.
Terlalu banyak membebankan pekerjaan kepada karyawan tanpa apresiasi yang sesuai akan membuat karyawan mengalami burn out, sehingga menyebabkan karyawan mengundurkan diri.
Lokasi atau lingkungan kerja yang menyenangkan akan menarik bagi karyawan dan sebaliknya. Termasuk juga pandemi saat ini yang memaksa perusahaan untuk tetap bertahan dengan mengurangi insentif karyawan maupun PHK. Dalam hal ini, karyawan yang mengalami turnover kemungkinan mereka tidak nyaman dengan lingkungan kerja yang dimiliki saat ini.
Tingkat turnover juga dapat dipengaruhi oleh kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja dalam hal ini berkaitan dengan bidang pekerjaan yang dijalani. Misalnya, pekerjaan yang dijalani tidak sesuai dengan minat dan bakat, atau tidak adanya perkembangan dan pembaharuan skill karyawan yang bersangkutan.
Kepuasan kerja karyawan dianggap sebagai salah satu penyebab karyawan berhenti bekerja. Namun, persepsi karyawan terhadap perlakuan tidak adil dalam hal kompensasi atau gaji menjadi penyebab yang lebih kuat. Jumlah gaji yang tidak sesuai dengan tanggung jawab atau beban kerja yang diberikan kerapkali menjadi alasannya.
Turnover karyawan adalah hal yang tidak dapat dihindari meskipun perusahaan telah berkomitmen penuh untuk membuat lingkungan kerja yang baik dan nyaman. Pasti tetap saja ada karyawan yang mungkin mengundurkan diri. Turnover sangat merugikan perusahaan karena banyak biaya yang telah dikeluarkan untuk rekrutmen karyawan.
Masalah lain dari turnover misalnya turunnya produktivitas yang disebabkan oleh berkurangnya karyawan. Segala hal yang berhubungan dengan karyawan memang cukup rumit yang merupakan tanggung jawab dari tim HRD Perusahaan.
Baca juga: Tips & Trik Menciptakan Lingkungan Kerja yang Menyenangkan
Sebagaimana diketahui bahwa departemen di perusahaan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan hal-hal terkait Sumber Daya Manusia (SDM) di perusahaan adalah HRD. Tugas yang menjadi tanggung jawab HRD antara lain menjalankan proses rekrutmen, mengelola data kehadiran karyawan, pengelolaan penggajian, employee engagement, pengawasan kinerja, pengajuan cuti, dan lain sebagainya.
HR memastikan kesejahteraan, hak dan kewajiban, sarana prasarana, dan kenyamanan karyawan yang bekerja di perusahaan terjamin dengan baik. Selain itu, HR juga berperan sebagai jembatan komunikasi antara karyawan dengan perusahaan, perusahaan dengan lingkungan sekitar, serta perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Dalam mengelola seluruh pekerjaan tersebut, tentunya membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, terutama jika dilakukan secara manual. Misalnya pengelolaan penggajian karyawan serta penghitungan komponen-komponen di dalamnya yang cukup rumit. Terlebih lagi jika karyawan yang bekerja di perusahaan berjumlah banyak.
Dengan tujuan untuk meringankan beban HR, aplikasi HRIS GreatDay HR hadir dengan kelengkapan fitur-fitur canggih yang dapat membantu mempermudah pekerjaan HR yang menumpuk. Dari mulai mengelola absensi karyawan, pengajuan cuti, hingga proses rekrutmen dilakukan secara praktis dan otomatis dengan satu aplikasi saja.
Terlebih lagi, semuanya terintegrasi dengan payroll, sehingga penghitungan penggajian dan pajak dilakukan secara otomatis melalui aplikasi GreatDay HR. Anda juga dapat dengan mudah mengaksesnya di mana saja dan kapan saja melalui ponsel pintar Anda. Unduh segera aplikasinya di AppStore dan Playstore, atau kunjungi lamannya dan jadwalkan demonya!
Baca juga: Mengenal Human Resources Management